Dorothea Rosa Herliany (Sastrawan dan Pujangga)

Diposting pada

Tim indoSastra

Profil sastrawan ini data awalnya diambil dari lembaga pemerintahan Indonesia, ini berdasarkan “Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik”Data tersebut kemudian diolah supaya lebih mudah dibaca.

Dorothea Rosa Herliany dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1990 an.

Sastrawati ini lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Kota Magelang, Jawa Tengah.

Riwayat pendidikannya adalah menempuh pendidikan di SD Tarakanita Magelang, kemudian SMP Pendowo Magelang, dan setelah itu masuk SMA Stella Duce Yogyakarta.

Setelah lulus dari SMA Stella Duce, Dorothea melanjutkan ke Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Institiut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Sanata Dharma, Yogyakarta (1987).

Pengalaman kerja adalah pernah bekerja menjadi guru, wartawan, dan penulis lepas.

Dia juga adalah penyair wanita yang sering berkarya. Hampir semua media massa yang memiliki ruang puisi memuat puisi-puisinya.

Selain menulis puisi, dia juga menulis cerpen, esai, dan laporan budaya yang menunjukkan bahwa dia memiliki kemampuan lain di luar dunia puisi.

Hingga pada tanggal 8 September 1988 Dorothea Rosa Herliany melayangkan surat kepada Horison.

Lalu mengusulkan agar Horison mengurangi pemuatan puisi-puisi terjemahan, Horison mengetengahkan puisi karya Afrizal Malna,

Eka Budianta, dan Beni Setia yang saat itu menurutnya penyair yang paling pantas menjadi harapan.

Dia mengawali menulis sejak tahun 1985 dan dipublikasikan di berbagai harian dan majalah, yaitu Horison,

Basis, Dewan Sastra (Malaysia), Suara Pembaharuan, Mutiara, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, Citra Yogya, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Kalam, Republika, dan Pelita.

Karya-karya Dorothea Rosa Herliany:

Beberapa karyanya yang telah dibukukan adalah:

  1. Nyanyian Gaduh (Kumpulan Puisi, 1987),
  2. Matahari yang Mengalir (Kumpulan Puisi, 1990),
  3. Kepompong Sunyi (Kumpulan Puisi, 1993),
  4. Nyanyian Rebana (Kumpulan Puisi, 1993),
  5. Pagelaran (Antologi Cerpen, 1993), Guru Tarno (Antologi Cerpen, 1994),
  6. Cerita dari Hutan Bakau (Antologi Puisi, 1994),
  7. Dari Negeri Poci 2 (Antologi Puisi, 1994),
  8. Vibrasi Tiga Penyair (Antologi Puisi, 1994),
  9. Blencong (Kumpulan Cerpen, 1995),
  10. Karikatur dan Sepotong Cinta (Kumpulan Cerpen, 1995),
  11. Candramowa (Antologi Cerpen, 1995),
  12. Ketika Kata Ketika Warna (Antologi Puisi dan Lukisan, 1995),
  13. Mimpi Gugur Daun Zaitun (Kumpulan Cerpen, 1999),
  14. Nikah Ilalang (Kumpulan Puisi),
  15. Para Pembunuh Waktu (Kumpulan Puisi), dan
  16. Kill the Radio (Kumpulan Puisi, Indonesia Tera, 2001).

Di samping itu, ia juga menulis cerita untuk anak-anak dan remaja. Selain menulis, Dorothea aktif di berbagai kegiatan,

antara lain menghadiri Pertemuan Sastrawan Muda ASEAN di Filipina (1990), peserta Festival Puisi Indonesia Belanda di Jakarta dan Rotherdam, Negeri Belanda (1995).

Penghargaan:

Hadiah atau penghargaan yang pernah diperoleh adalah:

  1. Pemenang 1 Penulisan Puisi Hari Chairil Anwar yang diselenggarakan SEMA Sastra Indonesia IKIP Sanata Dharma (1981),
  2. Pemenang 1 Penulisan Puisi Dies Natalis IKIP Sanata Dharma (1985),
  3. Pemenang 1Penulisan Puisi yang diselenggarakan Institut Filsafat dan Theologia (IFT) Yogyakarta (1985), dan
  4. Juara 1 Penulisan Esai (1986).

Sumber: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan