T. A. Sakti (Sastrawan dan Pujangga)

Diposting pada

T. A, Sakti dikelompokkan sebagai sastrawan angkatan tahun 1990-an.

Riwayat hidup

Nama lengkap sastrawan ini adalah Teuku Abdullah Sulaiman. Dilahirkan pada tahun 1954 di Gampong Bucue, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.

Riwayat pendidikan

Dia memluai pendidikan dengan bersekolah di SD Lameue. Juga menempuh pendidikan di SMI Kota Bakti.

Lalu melanjutkan ke SMP Negeri Beureunuen. Kemudian meneruskan studi di SMA Negeri Sigli.

Selepas SMA dia sempat kuliah hingga tingkat sarjana muda I di Fakultas Pertanian Unsyiah (1976).

Lalu alih jalur ke Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (FHPM) Unsyiah, Banda Aceh pada tahun 1977.

Setamat dari tingkat sarjana muda hukum, lalu melanjutkan ke jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta,

dengan mendapatkan bantuan beasiswa lembaga kerja sama Indonsia-Belanda/LIPI-Jakarta.

Tapi sayang, ketika pulang bersama ke kampus UGM, setelah menyelesaikan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Guli, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah,

Ia ditabrak mobil yang membuatnya hingga kini mengalami kesulitan berjalan.

Lalu pada tahun 1999, melanjutkan kuliah di Program Ekstensi Fakultas Hukum Unsyiah.

Selama lima semester ia nonaktif karena sakit dan adanya tsunami. Namun pada akhirnya, kuliahnya selesai pada 12 Desember 2007.

Pendidikan agama diraihnya di Gampong, Jeumpa, dan Riweuek, Kecamatan Sakti. Terakhir,

ia belajar ilmu agama Islam (Jak Beuet) di Dayah Titeue Meunasah Cut, Kecamatan Titeue-Keumala, Pidie, di bawah asuhan Teungku Muhammad Syekh Lammeulo.

Setelah mencapai semua pendidikan di atas, sekarang nama lengkap beliau adalah Drs. Teuku Abdullah Sulaiman, S.H.

Tapi untuk nama pena sering memakai nama T.A. Sakti

Rekam karir sastra

T. A Sakti adalah peminat budaya dan sastra Aceh. Setiap orang yang berkiprah di dunia sastra, khususnya hikayat Aceh, tentu tidak akan meninggalkan nama T.A. Sakti.

Seolah-olah saat kita membincangkan hikayat Aceh, sosok T.A. Sakti wajib dilibatkan.

Ketika masih kuliah di FHPM Unsyiah, ia aktif menulis di beberapa media massa yang terbit di Banda Aceh dan Medan, Sumatera Utara,

seperti buletin Peunawa terbitan (Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah), Buletin KERN (Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Unsyiah), Majalah Gema Ar-Raniry (Media IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh), majalah Santunan (Kanwil Depag, Aceh), surat kabar Peristiwa (Banda Aceh), dan surat kabar Waspada (Medan).

Demikian juga ketika masih menjadi mahasiswa UGM Yogyakarta, ia mulai menulis di surat kabar lingkup nasional, seperti Pelita, Merdeka, Suara Karya, yang ketiganya terbit di Jakarta, serta Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta).

Dia juga pernah menjadi staf pengajar di Unsyiah, ia pernah menulis di harian Serambi Indonesia, dan Harian Aceh ,Harian Rakyat Aceh,

ketiganya terbit di Banda Aceh), buletin Cakra (Himpunan Mahasiswa Sejarah FKIP Unsyiah), majalah Sinar Darussalam (Kampus Darussalam, Banda Aceh),

majalah Panca (Kanwil Transmigrasi Aceh), majalah Puan (Lembaga BP-7, Aceh), majalah Warta Unsyiah,

serta buletin Cendekia (Dinas Pendidikan NAD). Hampir semua tulisannya terkait dengan budaya dan sastra Aceh.

Mulai dari tahun 1992 ia telah memfokuskan diri di bidang sastra, khususnya Hikayat Aceh.

Sehubungan dengan kegiatan itu, hingga tahun 2009 telah 32 judul hikayat/tambeh/nadam Aceh diselesaikan, terutama dalam hal alih huruf dari huruf Jawoe- Jawi/Arab Melayu ke aksara Latin.

Lalu pada tahun 2003 tiga buku saku yang ditulisnya diterbitkan menjadi satu oleh Dinas Kebudayaan Aceh dengan judul Lingkongan Udep Wajeb Tajaga.

Pada tahun 2009–2010 buku itu pernah dibaca berkali-kali di AcehTV dalam acara “Ca-e Bak Jambo” pukul 20.00 s.d. 22.00 WIB.

Profesi saat ini

T.A Sakti sekarang adalah dosen tetap di FKIP Jurusan Sejarah, Unsyiah, Banda Aceh. Di sela-sela kesibukannya, ia tetap aktif menulis, baik untuk seminar maupun untuk media massa yang ada di Aceh.

Keinginan sekaligus kekhawatirannya atas eksistensi hikayat tampaknya mendapat perhatian T.A. Sakti.

Dalam pandangannnya, peran pemerintah Aceh dalam soal kebudayaan harus lebih dioptimalkan lagi.

Ia mengusulkan agar pemerintah Aceh menjadi sponsor di media massa untuk melestarikan hikayat sehingga keberadaannya dapat terus diketahui oleh khalayak.

Karya-karya T.A Sakti

  • Nadham Akhbarul Hakim (bersama M. Nasir), (Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh, 1997)
  • Lingkongan Udep Wajeb Tajaga (Dinas Kebudayaan Aceh, 2009/2010)
  • Hikayat Muda Balia (bersama M.Nasir), (Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh, 2006)
  • Tambeh Tujoh (Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh, 2007)
  • Hikayat Akhbarul Karim
  • Hikayat Aulia Tujoh
  • Hikayat Nabi Meucuko
  • Nadham Akhbarul Hakim
  • Hikayat Meudeuhak
  • Hikayat Tajussalatin
  • Hikayat Banta Keumari
  • Tambeh Tujoh Blah
  • Hikayat Nabi Yusuf

Prestasi dan Penghargaan T.A Sakti

  1. Kehati Award 2001 dari Yayasan KEHATI (Keanekaragaman Hayati Indonesia), Jakarta, 7 Maret 2001 sebagai pengarang berprestasi unggulan
  2. Bintang Budaya Parama Dharma dari pemerintah RI, 14 Agustus 2003 sebagai sastrawan Aceh
  3. Penghargaan dari Dinas Kebudayaan NAD, 29 September 2003 sebagai “penulis karya terbaik sastra Aceh 2003
  4. Anugerah Budaya “Tajul Alam” dalam rangka Pekan Kebudayaan Aceh Ke-5 (PKA V) dari pemerintah daerah Aceh, 10 Agustus 2009