Megatruh Solidaritas – Puisi Karya Wiji Thukul

Diposting pada

Tim indoSastra Pencari Karya Sastra yang Menakjubkan, Mengharukan, dan Tulus

Sastra angkatan reformasi, bentuk: puisi

Karya: Widji Thukul

Puisi ini bercerita tentang masa kecil sang pujangga reformasi ini, dikisahkan tentang pahitnya hidup sebagai orang kecil, lalu juga menceritakan tentang teman wong ciliknya yang mati, mungkin dibunuh oleh penguasa saat itu.

Dari buku: Aku Ingin Jadi Peluru

Waktu penulisan: 31 Januari 1987

akulah bocah cilik itu
kini aku datang kepada dirimu
akan kuceritakan masa kanak-kanakmu

akulah bocah cilik itu
yang tak berani pulang
karena mencuri uang simbok
untuk beli benang layang-layang

akulah bocah cilik itu
yang menjual gelang simbok
dan ludes dalam permainan dadu

akulah bocah cilik kurus itu
yang tak pernah menang bila berkelahi
yang selalu menangis bila bermain sepak-sepong

aku adalah salah seorang dari bocah-bocah kucel
yang mengoreki tumpukan sampah
mencari sisa kacang atom
dan sisa moto buangan pabrik

akulah bocah bengal itu
yang kelayapan di tengah arena sekaten
nyrobot brondong dan celengan
dan menangis di tengah jalan
karena tak bisa pulang

akulah bocah cilik itu
yang ramai-ramai rebutan kulit durian
dan digigit anjing ketika nonton telepisi
di rumah Bah Sabun

ya engkaulah bocah cilik itu
sekarang umurku dua puluh empat

ya akulah bocah cilik itu
sekarang aku datang kepada dirimu

karena kudengar kabar
seorang kawan kita mati terkapar
mati ditembak mayatnya dibuang

kepalanya koyak
darahnya mengental
dalam selokan