Legenda: “La Dana dan Kerbaunya” (Cerita Rakyat Sulawesi Selatan)

Diposting pada

Berikut adalah salah satu cerita rakyat Sulawesi Selatan yaitu Legenda “La Dana dan Kerbaunya” yang dikisahkan secara turun temurun.

Sering pula dilantunkan sebagai sebuah dongeng untuk pengantar tidur anak-anak.

Di Tana Toraja. Alkisah pada suatu masa ada seorang petani yang cukup terkenal pintar juga cerdik. Dia selalu banyak akal.

Karena sudah terbiasa cerdik di berbagai kesempatan. terkadang dia menggunakan kepintarannya untuk memperdaya orang lain.

Maka lama-lama kecerdikan itu menjadi kelicikan.

Lalu pada suatu ketika La Dana dan temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian.

Sudah menjadi kebiasaan di tanah toraja bahwa setiap tamu akan mendapat daging kerbau.

Kemudian La Dana diberi bagian kaki belakang dari kerbau. Sementara kawannya menerima hampir seluruh bagian kerbau itu kecuali bagian kaki belakang.

Beberapa saat sesudahnya, La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bagian itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup.

Ia mengemukakan alasan supaya mereka dapat memelihara hewan itu sampai gemuk sebelum disembelih.

Mereka beruntung karena usulan tersebut diterima oleh tuan rumah.

Satu minggu berlalu, La Dana mulai tidak sabar menunggu agar kerbaunya gemuk.

Pada suatu hari ia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata

“Mari kita potong hewan ini, saya sudah ingin makan dagingnya.”

“Tunggulah sampai hewan itu agak gemuk.” Jawab temannya.

Setelah itu La Dana mengatakan, “Sebaiknya kita potong saja bagian saya, dan kamu bisa memelihara hewan itu selanjutnya.”

Kawannya terdiam dan berpikir sejenak, kalau kaki belakang kerbau itu dipotong maka ia akan mati.

Setelah itu kawannya membujuk La Dana agar ia mengurungkan niatnya. Ia menjanjikan La Dana untuk memberinya kaki depan dari kerbau itu.

Satu minggu kemudian, La Dana datang lagi dan kembali meminta agar bagiannya dipotong. Sekali lagi kawannya membujuk.

Teman tadi menjanjikan bagian badan kerbau itu asal La Dana mau menunda maksudnya.

Beberapa hari sesudahnya, ternyata La Dana datang lagi berkunjung kerumah temannya.

Ia kembali meminta agar hewan itu dipotong.

Saat ini kesabaran temannya sudah habis, lalu dengan marah ia pun berkata, “Kenapa kamu tidak ambil saja kerbau ini sekalian!

Dan jangan datang lagi untuk mengganggu saya.”

Mendengar perkataan temannya tersebut, kemudian La dana pun pulang dengan gembiranya sambil membawa seekor kerbau gemuk.

Dia merasa gembira karena semua yang dia rencanakan selama ini sudah berhasil.