Marilah Tertawa dan Tersenyum
Sejenak kita hibur diri dengan cerita ringan, marilah kita lupakan banyaknya tugas dan lelah bekerja di hari ini.
Di suatu sore yang cerah, seorang pedagang bakso bernama Joko sedang berjualan di pinggir jalan.
Baksonya memang terkenal enak dan selalu disukai oleh pelanggannya.
Joko pun selalu menyapa pelanggannya dengan ramah dan membuat mereka tertawa dengan leluconnya.
Tak lama kemudian, datanglah seorang pelanggan yang baru pertama kali membeli bakso dari Joko.
Pelanggan tersebut bertanya, “Bang, enak nih baksonya, tapi kenapa sih setiap orang yang beli bakso dari kamu selalu ketawa?”
Joko pun tersenyum dan menjawab, “Karena setiap bakso yang kamu beli, sudah disuntikin sama saya dengan gas tertawa, jadi otomatis kamu jadi ketawa.”
Pelanggan itu pun terkejut, namun kemudian ia menyadari bahwa Joko hanya bercanda. Ia pun tertawa dan merasa senang dengan candaan Joko.
Sejak saat itu, setiap pelanggan yang datang ke tempat Joko selalu merasa senang karena selalu dihibur dengan lelucon Joko.
Bakso Joko yang memang enak, ditambah dengan leluconnya yang membuat pelanggannya senang, membuat usaha Joko semakin laris manis.
Namun, suatu hari ketika Joko sedang berjualan, tiba-tiba saja gas elpiji yang ia gunakan untuk memasak bakso-nya habis.
Ia pun terpaksa memasak bakso dengan cara yang berbeda, sehingga teksturnya menjadi agak keras dan garing.
Tak disangka, saat pelanggan mencicipi bakso tersebut, mereka pun langsung tertawa terbahak-bahak karena garingnya yang luar biasa.
Joko pun memanfaatkan kesempatan tersebut dengan mengikuti aliran guyonan pelanggannya dan memainkan lelucon yang lucu.
Sejak saat itu, bakso Joko yang garing ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan dan membuat Joko semakin sukses dalam berjualan bakso.
Ternyata, kegagalan bisa menjadi awal kesuksesan yang lebih besar jika kita bisa mengambil hikmah dan belajar dari kesalahan kita.