Duhai puisi curahan hati
Banyak sekali pembukaan Fakultas Kedokteran di berbagai Universitas atau Institut yang bahkan dari namanya saja tidak ada hubungannya dengan Kedokteran dan Kesehatan
Contoh adalah ITB, IPB, ITS, dan 12 Universitas lainnya
Sepertinya bukan karena kepedulian siapapun atas kurangnya jumlah Dokter dan Dokter Spesialis di Indonesia
Sebab persoalan utamanya bukan JUMLAH tetapi TIDAK MERATAnya persebaran Dokter dan Dokter Spesialis di Indonesia, dimana hampir 70% Dokter dan Dokter Spesialis akhirnya praktik dan bekerja di Pulau Jawa.
Apalagi 12 Fakultas Kedokteran Baru (dan pasti akan bertambah lagi jumlahnya secara eksponensial) sebagian besar berdiri di Jawa.
Melainkan, menunjukkan, betapa GURIHNYA Potensi Pemasukan UANG dari calon-calon Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Yang kita semua tahu, membayar BIAYA Masuk dan UKT yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Mahasiswa Fakultas lain
Saat ini, Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran, utamanya yang jalur Mandiri, membayar Uang Masuk antara Rp 100 juta hingga Rp 1 Miliar bahkan konon lebih dari itu.
UKT berkisar antara Rp 15 juta hingga Rp 45 juta per semester.
Belum lagi Mahasiswa Kedokteran Internasional yang biayanya berkisar Rp 3 Miliaran sampai selesai.
Sekali lagi, Rasanya sih, semangat mendirikan Fakultas Kedokteran bukan soal kepedulian atas tidak meratanya persebaran Dokter.
Itu juga adalah dan mudah-mudahan ada sekian persen di benak para Stakeholders Universitas, kepedulian atas kebutuhan rakyat terhadap dokter (ini saya tulis biar ngga ditimpukin teman-teman yang jadi Dekan dan Rektor)
Bagaimanapun, Anak-anak yang orangtuanya mampu membayar biaya demikian banyak, pasti berasal dari strata ekonomi, yang anak-anaknya dari SD sampai SMA diantar jemput sopir, liburan semesteran ke Eropa, US, Aussie minimal Bali, yang bahkan belum pernah melihat ayam hidup berkeliaran di jalan kampung satu kali pun seumur hidupnya.
Kalo ditanya sama anak-anak ini, sebutkan dua jenis ayam yang kalian tahu: Anak-anak ini akan jawab: Dua varian sih, crispy and spicy
Bisa dibayangkan setelah jadi Dokter, mereka ingin bekerja dimana, atau orangtuanya ingin mereka ada dimana.
Pastilah anak-anak mami ini ingin ditempatkan di kota yang minimal ada Starbuck nya.
Duhai dunia, ini hanyalah sebuah puisi tentang Kuliah Kedokteran di Perguruan Tinggi yang Gak Ada Hubungan
Dengan kiasan bertanya tentang kenapa bagaimana, dan apa yang sedang terjadi
Jadi tolong berikan penjelasan dan klarifikasi
(Disarikan dari twit Dokter Tifa)
—–
Info Admin indoSastra: semua karya sastra pengunjung adalah ide dan pemikiran pengunjung, admin tidak bertanggung jawab atas karya pengunjung, karena itu adalah karya cipta mereka.
Pengunjung dapat memasukkan karya >>> di sini