Tim indoSastra
Profil sastrawan ini data awalnya diambil dari lembaga pemerintahan Indonesia, ini berdasarkan “Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik”. Data tersebut kemudian diolah supaya lebih mudah dibaca.
—
Asma Nadia dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan tahun 2000.
Sastrawati ini lahir pada tanggal 26 Maret 1972 di Jakarta. Asmarani Rosalba adalah nama asli Asma Nadia.
Wanita cerdas ini dikenal sebagai pendiri Forum Lingkar Pena dan manajer dari Asma Nadia Publishing House.
Tokoh sastra ini adalah anak kedua dari pasangan Amin Usman yang berasal dari Aceh dan Maria Erry Susanti yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa dari Medan.
Penulis kreatif ini memiliki seorang kakak bernama Helvy Tiana Rosa, dan seorang adik bernama Aeron Tomino.
Mereka bertiga menekuni minat mereka, yaitu menulis sebagaimana yang dilakukan oleh sang kakek dari pihak ayah yaitu Teuku Muhammad Usman El Muhammady.
Riwayat pendidikan Asma Nadia yang tercatat adalah lulusan dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta.
Kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tapi karena harus beristirahat karena penyakit yang dideritanya, maka kuliah di IPB tidak jadi tamat
Asma ialah adik kandung Helvy Tiana Rosa, seorang penulis muda. Ia mulai berkecimpung di dunia tulis-menulis ketika mulai mencipta lagu di sekolah dasar.
Sebagai seorang ibu, Asma memiliki dua orang anak, yaitu Salsabila dan Adam Putra. Ia aktif menulis cerpen, puisi, dan resensi di media sekolah.
Asma mempunyai obsesi untuk terus menulis. Itulah sebabnya, ketika kesehatannya menurun, ia tetap bersemangat menulis.
Selain itu, dorongan dan semangat yang diberikan keluarga dan orang yang menyayanginya memotivasi Asma untuk terus menulis.
Asma tetap aktif mengirimkan tulisannya ke majalah Islam.
Sebuah cerpennya yang berjudul “Imut” dan “Koran Gondrong” pernah memenangi juara I Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI) tingkat nasional yang diadakan majalah Aninda (1994 dan 1995).
Selain menulis cerita fiksi, Asma Nadia juga aktif menulis lirik lagu. Sebagian lirik lagunya terdapat di album “Bestari I”(1996),
“Bestari II”(1997), dan “Bestari III”(2003). Snada The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta Ilahi, dan Kaca Diri.
Pernah juga Asma Nadia mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darusalam, bengkel kerja kepenulisan novel yang diadakan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera).
Dari hasil kegiatan kepenulisan Mastera, Asma Nadia menghasilkan novel yang berjudul Derai Sunyi.
Karena Asma nadia adalah anggota ICMI, dia juga pernah diundang untuk mengisi acara bengkel kerja kepenulisan yang diadakan ICMI, orsat Kairo.
Aktivitas Asma Nadia sekarang selain sebagai penulis fiksi yaitu memimpin Forum Lingkar Pena, sebuah forum kepenulisan bagi penulis muda yang anggotanya hampir ada di 25 provinsi di Indonesia.
Asma juga sering menjadi pemandu acara pada acara yang bernuansa keislaman.
Kini, Asma juga sibuk dengan pekerjaannya sebagai direktur Yayasan Prakasa Insan Mandiri (Prima).
Ia juga sibuk mengadakan berbagai paket kegiatan anak melalui prime kidsdan memberi kursus bahasa Inggris.
Karya-karya Asma Nadia:
a. Cerpen
- Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa, diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta
- Cinta Tak Pernah Menar, kumpulan cerpen, meraih Pena Award
- Rembulan di Mata Ibu (2001), novel, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional
- Dialog Dua Layar, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002
- 101 Dating meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005
- Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller.
- Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah Suci (AsmaNadia Publishing House)
- Jilbab Traveler (AsmaNadia Publishing House)
- Muhasabah Cinta Seorang Istri
- Catatan hati bunda
b. Novel
- Serenada Biru Dinda (Asy Syaamil)
- Pesantren Impian ( Asy Syaamil)
- Derai Sunyi (Mizan)
- Putri di Antara Peri Cantik (Lingkar Pena Publising)
c. Buku
- Bidadari untuk Dewa
- Assalamualaikum, Beijing!
- Surga Yang Tak Dirindukan
- Salon Kepribadian
- Derai Sunyi, novel yang mendapat penghargaan dari Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera)
- Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta
- Cinta Tak Pernah Menari, kumpulan cerpen yang meraih Pena Award
- Rembulan di Mata Ibu (2001), novel yang memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional
- Dialog Dua Layar, novel yang memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI pada tahun 2002
- 101 Dating: Jo dan Kas, novel yang meraih penghargaan Adikarya IKAPI pada tahun 2005
- Jangan Jadi Muslimah Nyebelin! (nonfiksi, best seller)
- Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Tanah Suci yang diadaptasi menjadi film Emak Ingin Naik Haji dan sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah
- Jilbab Traveler
- Muhasabah Cinta Seorang Istri
- Catatan Hati Bunda
- Jendela Rara, telah diadaptasi menjadi film yang berjudul Rumah Tanpa Jendela
- Catatan Hati Seorang Istri, karya nonfiksi yang diadaptasi menjadi sinetron Catatan Hati Seorang Istri yang ditayangkan RCTI
- Serial Aisyah Putri yang diadaptasi menjadi sinetron Aisyah Putri the Series: Jilbab in Love:
- Aisyah Putri: Operasi Milenia
- Aisyah Putri: Chat On-Line!
- Aisyah Putri: Mr. Penyair
- Aisyah Putri: Teror Jelangkung Keren
- Aisyah Putri: Hidayah Buat Sang Bodyguard
- Aisyah Putri: My Pinky Moments
- Istri Kedua yang diadaptasi menjadi sinetron Istri Kedua
Penghargaan
- Penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA) untuk novel Derai Sunyi
- Penghargaan Buku Remaja Terbaik 1 (2001) untuk bukunya Rembulan di Mata Ibu
- Penghargaan sebagai pengarang fiksi remaja terbaik dari Mizan Award (2003) untuk kumpulan cerpen terbaik majalah Anninda: Merajut Cahaya (Pustaka Anninda)
Sumber: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan