Raudal Tanjung Banua (Sastrawan dan Pujangga)

Diposting pada

Tim indoSastra

Raudal Tanjung Banua dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan tahun 2000.

Sastrawan gemilang Minangkabau ini lahir pada tanggal 19 Januari 1975 di Lansano, Nagari Taratak, Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

Sejak Sekolah Dasar beliau sudah terbiasa tinggal di ladang bersama orang tuanya yang bekerja sebagai petani.

Pendidikan yang pernah ditempuh adalah Jurusan Teater di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Sebenarnya sudah sejak kecil beliau berminat menulis dan mencurahkan pikiran untuk karya sastra.

Karya-karya yang tercipta walaupun masih sederhana, tapi sudah bisa membuat cerpen, puisi, dan novel.

Beliau menulis dengan keterbatasan peralatan yaitu dengan sebuah buku yang sering dipotong dan dikumpulkannya.

Apalagi di rumahnya tidak ada meja, dia hanya menulis sambil tengkurap. Bahkan tidak ada lampu listik seperti sekarang.

Karena beliau sering menulis sampai malam, maka hanya ditemani oleh cahaya dari lampu minyak tanah.

Untuk memupuk bakat, beliau juga acap kali meminjam buku di perpustakaan.

Dijadikan sebagai pembanding, dan sarana untuk mengembarai dunia sastra yang terdapat dalam buku.

Beliau sering mewakili sekolahnya ketika ada perlombaan karang-mengarang. Bahkan karya-karyanya beberapa kali memenangkan lomba tersebut.

Hasil karya Raudal Tanjung Banua banyak menarik perhatian sekitarnya, walau masih terbatas  di kalangan guru, kawan sekolah, dan orang sekampung.

Setelah remaja beliau mulai bekerja menjadi koresponden di harian Semangat dan Harian Haluan di Padang, Sumatera Barat.

Setelah itu beliau mengembarai ranah sastra sampai ke Denpasar Bali dan berafiliasi dengan Sanggar Minum Kopi dan mendalami sastra bersama penyair Umbu Landu Paranggi.

Pengembaraan sastranya berlajut sampai ke Yogyakarta.

Di kota ini juga beliau mendirikan komunitas Rumah Lebah dan aktif dalam lembaga kajian kebudayaan AKAR Indonesia,

yaitu sebuah lembaga kajian yang menerbitkan Jurnal Cerpen Indonesia.

Penghargaan yang diraih:

  1. Finalis Khatulistiwa Literary Award (KLA), 2005
  2. Penghargaan puisi terbaik Sih Award dari Jurnal Puisi, tahun 2004
  3. Anugerah Sastra Horison untuk cerpen terbaik dari Majalah Sastra Horison

Karya-karya Raudal Tanjung Banua:

  1. Pulau Cinta di Peta Buta (kumpulan cerpen, 2003)
  2. Ziarah bagi yang Hidup (kumpulan cerpen, 2004)
  3. Parang Tak Berulu (kumpulan cerpen, 2005)
  4. Gugusan Mata Ibu (kumpulan puisi, 2005)
  5. Metamorfosa Cicak di Atas Peta (kumpulan cerpen, 2003)

Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat.