Tim indoSastra
Profil sastrawan ini data awalnya diambil dari lembaga pemerintahan Indonesia, ini berdasarkan “Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik”. Data tersebut kemudian diolah supaya lebih mudah dibaca.
—
Triyanto Triwikromo dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1990 an.
Dia lahir pada tanggal 15 September 1964 di Salatiga, Jawa Tengah. Lulus Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Semarang.
Sebelum menjadi sebagai seorang sastrawan dia pernah bekerja sebagai guru dan pekerja kasar di diskotik.
Di samping bekerja sebagai redaktur sastra di harian Suara merdeka Semarang, dia juga menulis cerpen di Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Suara Pembaharuan, Matra, Bernas, Jawa Pos, Pelita, Suara Merdeka, dan Republika.
Selain sebagai seorang penulis, dia sering mengikuti pertemuan teater dan sastra.
Antara lain menjadi pembicara dalam “Pertemuan Teater Indonesia 1998” di Yogyakarta,
mengikuti “Pertemuan Sastrawan Indonesia 1997” di Padang, dan menjadi aktivis Gerakan Revitalisasi Sastra Perdalaman.
Dia juga pernah membuat naskah sinetron yang berjudul Anak-Anak Mengasah Pisau yang digarap sutradara Dedi Setiadi.
Pada tahun 1989 beliau dinobatkan sebagai penyair terbaik majalah Gadis.
Hinggga pada tahun 1990 beliau dinyatakan sebagai salah seorang penyair terbaik versi Dirjen Kesenian RI.
”Mata Sunyi Perempuan Takroni” terpilih sebagai salah satu cerpen terbaik Kompas 2002.
Karya-karya Triyanto Triwikromo:
Cerpenis yang dikatagorikan Korri Layun Rampan ke dalam “Angkatan 2000” ini beberapa cerpennya dianalogikan bersama cerpenis lain dalam:
- Panorama Dunia Keranda (1991),
- Kasidah Jalan Raya (1992),
- Kicau Kepodang I (1993),
- Ritus (1995),
- Negeri Bayang-Bayang (1996),
- Gerbong: Antologi Puisi dan Cerpen Indonesia Modern (1998),
- Pintu Tertutup Salju (2000 bersama Herlina Solehan),
- Rezim Seks dan Ragaula (2002),
- Children Sharpening the Knives (2003),
- kumpulan cerpen Sayap Anjing (2003).
Kumpulan Cerpen Terbarunya dibuat dalam dwibahasa (Inggris-Indonesia)
Cerpen-cerpen beliau antara lain,
- “Tujuh Belas Agustus, Tampa Tahun” (1991),
- “Monumen” (1991),
- “Ritus Penyalipan” (1992),
- “Labirin Kesunyian” (1992),
- “Sepanjang Waktu dalam Penyalipan-Mu” (1993),
- “Litani Kebinasaan”, (1993),
- “Ninabobo Televisi” (1996),
- “Cinta Tak Mati-Mati” (1997),
- “Masuklah ke Telingaku Ayah” (1999),
- “Mata Sunyi Perempuan Takroni” (2002),
- “Sepasang Anjing Sepasang Cermin” (2002),
- “Cermin Pasir” (2002),
- “Sunyi Merambat Seperti Ular” (2002),
- “Morgot” (2002),
- “Ikan Asing dari Weipa – Nappranum” (2002),
- “Cermin Pasir” (2002),
- “Cinta Sepasang Kupu-Kupu” (2003),
- “Genjer” (2003),
- “Malam Sepasang Lampion” (2003),
- “Cutdacraeh” (2003),
- “Seperti Gerimis yang Meruncing Merah” (2003),
- “Sayap Anjing” (2003),
- “Aku, Ular, Surga Terakhirmu” (2003),
- “Angin dari Ujung Angin” (2004),
- “Malaikat Kakus” (2005),
- “Sayap Kabut Sultan Ngamid” (2005),
- “Lumpur Kuala Lumpur” (2005),
- “Malaikat Tanah Asal” (2006),
- “Belenggu Salju” (2007),
- “Badai Bunga” (2007), dan
- “Matahari Musim Dingin” (2007).
Sumber: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan