Tim indoSastra Pencari Karya Sastra yang Menakjubkan, Mengharukan, dan Tulus
Sastra angkatan reformasi, bentuk: puisi
Karya: Widji Thukul
Untuk puisi yang satu ini, Pujangga Reformasi mengambil kisah dari Puskesmas yang banyak dikunjungi oleh kaum miskin, seperti dirinya
Dari buku: Aku Ingin Jadi Peluru
Waktu penulisan: Tahun 1986
—
barangkali karena ikan laut yang kumakan
ya barangkali ikan laut
seminggu ini
tubuhku gatal-gatal ya.. gatal-gatal
karena itu dengan lima ratus rupiah aku daftarkan
diri ke loket, ternyata cuma seratus lima puluh
murah sekali oo.. murah sekali!
lalu aku menunggu berdiri
bukan aku saja
tapi berpuluh-puluh bayi digendong
orang-orang batuk
kursi-kursi tak cukup maka berdirilah aku
“sakit apa pak?”
aku bertanya kepada seorang bapak berkaos lorek
kurus bersandal jepit dan yang kemudian mengaku
sebagai penjual kaos celana pakaian rombeng di pasar johar.
“batuk-pilek-pusing-sesek nafas
wah! campur jadi satu nak!”
bayangkan tiga hari menggigil panas tak tidur
ceritanya kepadaku
mendengar cerita lelaki itu
seorang ibu (40 th) menjerit gembira:
“ya ampun rupanya bukan aku saja!”
di ruang tunggu berjejal yang sakit pagi itu
sakit gigi mules mencret demam semua bersatu
jadi satu. menunggu.
o ya pagi itu seorang tukang kayu sudah tiga hari
tak kerja
kakinya merah bengkak gemetar
“menginjak paku!” katanya, meringis
puskesmas itu demokratis sekali, pikirku
sakit gigi, sakit mata, mencret, kurapan, demam
tak bisa tidur, semua disuntik dengan obat yang sama
ini namanya sama rasa sama rasa
ini namanya setiap warga negara mendapatkan haknya
semua yang sakit diberi obat yang sama!