Sastra Angkatan 1950 – 1960 an
Karya: Mochtar Lubis
Ada sebuah keluarga. Kepala keluarga bernama Isa yang bekerja sebagai guru. Istrinya bernama Fatimah.
Kemudian ada seorang anak laki-laki yang bernama Salim yang merupakan anak angkat.
Karena berprofesi sebagai seorang pendidik, Isa sangat dihormati oleh tetangganya.
Tapi dia sangat takut pada perang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pergolakan.
Dalam perjalanan ke sekolah, guru Isa menjadi sangat takut ketika mendengar suara ubel-ubel dan teriakan para serdadu di dekat jalan jaksa.
Kemudian dia sembunyi di sebuah rumah, lalu mengintip dari balik jendela, sampai seorang mendobrak pintu rumah itu dan membuat tubuhnya bergetar.
Setelah itu tentara tadi pergi, Guru Isa bersama orang-orang lain keluar rumah untuk melihat keadaan.
Mereka menemukan seorang Tionghoa tergelatak karena tertembak oleh pasukan tadi.
Melihat darah yang merah mengental mengalir di hadapannya, guru Isa jadi sangat takut.
Walau sudah tiba di sekolah Guru Isa masih merasa takut, lalu dia memainkan biola untuk menenangkan hatinya.
Kemudian datang seorang teman bernama Saleh, mereka main biola cukup lama. Setelah itu mereka pulang, tapi sesampainya di rumah, Guru Isa masih merasa ketakutan.
Ketika menghadiri pertemuan rapat dalam rangka perjuangan revolusi, Guru Isa mengenal Hazil yaitu seorang pejuang muda pada masa revolusi yang pandai bermain biola dan seorang komponis.
Dari rapat tersebut Guru Isa mendapat tugas sebagai kurir (pengantar) senjata dan surat-surat di dalam kota Jakarta.
Dalam hati Guru Isa ingin menolaknya tetapi tidak mau dibilang pengecut. Karena terus didesak, akhirnya dengan sangat terpaksa ia menerimanya.
Setelah itu Guru Isa dan Hazil bertugas mengambil senjata dan bom tangan yang disimpan di daerah Asam Reges.
Karena butuh kendaraan untuk mengangkut, lalu mereka meminjam truk pada Tuan Hamidy dengan sopirnya bernama Abdullah.
Di Asam Reges mereka bertemu Rakhmat yaitu seorang pemuda yang berani dan bersemangat sama seperti Hazil.
Kemudian senjata dan bom mereka simpan di Manggarai, lalu di selundupkan ke Kerawang.
Walau berjalan dengan baik, tapi ketakutan yang melanda guru Isa sangat membuatnya tersiksa karena baru pertama kalinya ia ikut berjuang dalam kemerdekaan.
Pada suatu hari Guru Isa merasakan sakit ditubuhnya. Tubuhnya sangat panas hingga Guru Isa tidak dapat keluar dari kamarnya.
Lalu Hazil menjenguk ke rumahnya. Disana Hazil melihat Fatimah dia terlihat tertarik kepadanya.
Peristiwa itu menjadi awal dari perselingkuhan Hazil dan Fatimah. Karena setelah menikah selama enam bulan guru Isa tidak dapat memberikan kepuasan secara batin kepada isterinya.
Guru Isa tidak mengetahui hubungan mereka tadi, dia tidak curiga mengapa setiap hari Hazil pergi ke rumahnya.
Hingga pada suatu hari ketika Guru Isa pulang dari sekolah dia sangat lelah dan merebahkan tubuhnya di atas kasurnya,
tapi dia menemukan pipa di balik bantalnya, dan dia tahu pipa itu adalah milik hazil.
Walau Guru Isa amat marah, tapi ia lebih memilih untuk diam. Karena kalau dia bertanya,
dia akan tahu apa yang diduga akan terjadi, itu akan membuatnya jadi lebih menderita.
Setelah perjanjian Linggar Jati, tentara Inggris meninggalkan Indonesia dan membuat masyarakat lega dan tenang karena tidak ada lagi perang.
Begitu juga dengan Guru Isa yang merasa senang, karena rasa takutnya selama ini menjadi berkurang.
Tapi suasana tenang ini tidak berlangsung lama, karena tentara Belanda kembali datang ke Indonesia menggantikan tentara Inggris.
Lalu Guru Isa, Hazil, dan Rakhmat merencanakan pemberontakan besar dan akan menyerang serdadu Belanda di sebuah bioskop yang bernama Rex.
Setelah film selesai diputar, Hazil dan Rakhmat meledakkan dan melemparkan bom di depan pintu masuk bioskop tersebut.
Akibatnya beberapa serdadu Belanda terluka akibat ledakan bom. Lalu mereka bertiga pulang ke tempat masing-masing.
Setelah itu Guru isa mengamati keadaan di luar bioskop, tapi dia sangat takut ketika melihat polisi militer datang.
Pemberontakan itu membuat Guru Isa merasa sangat ketakutan setiap hari, seandainya Rakhmat atau Hazil tertangkap dan mengatakan bahwa Guru Isa ikut dalam pengeboman di Bioskop Rex.
Lalu ada berita bahwa salah seorang pelempar granat telah ditangkap, mendengar berita itu Guru Isa langsung pingsan dan jatuh sakit.
Setelah tiga hari berbaring di tempat tidur, akhirnya Guru Isa bisa bangun dari tempat tidurnya. Setelah itu juga dia ditangkap oleh polisi.
Bersama Hazil, Guru Isa dipaksa memberi informasi siapa saja yang terlibat dalam pengeboman di bioskop Rex.
Karena mereka tetap tidak mau memberi tahu di mana Rakhmat bersembunyi, akhirnya mereka berdua disiksa.
Mereka sadar bahwa mereka akan mati karena terus disiksa. Guru Isa terus berjuang menahan siksaan.
Dari peristiwa ini Guru Isa baru merasakan sifat laki-lakinya dan menemukan arti kehidupan yang nyata.