Sinopsis Novel Ketika Cinta Bertasbih – Habiburrahman El Shirazy

Diposting pada

Sastra Angkatan tahun 2000

Karya: Habiburrahman El Shirazy

Di sebuah desa di pedalaman Provinsi Jawa Tengah terdapat seorang pemuda yang bernama Abdullah Khairul Azzam.

Semenjak kecil Azzam memang anak yang rajin, baik, dan pintar.

Karena kepintaran dan usaha kerasnya, setelah menamatkan pendidikan di Madrasah Aliyah di desanya,

Kemudian Azzam berhasil memperoleh bea siswa untuk belajar di Universitas Al Azhar Mesir.

Setelah satu tahun belajar di Universitas Al Azhar, Azzam menjadi mahasiswa berprestasi dengan sebutan Jayyid Jiddan yang artinyalulus dengan sempurna.

Tapi sayang, setelah satu tahun berada di Mesir, Ayah Azzam di Indonesia meninggal dunia.

Karena Azzam adalah anak paling tua, dia merasa terpanggil untuk membantu kehidupan keluarganya. Apalagi adik-adiknya masih kecil semua.

Berhubung Azzam juga harus menyelesaikan kuliah di Mesir, maka dia berusaha keras untuk membagi waktu antara bekerja dan belajar.

Usaha yang dikerjakan Azzam adalah membuat tempe dan bakso yang dipasarkan di lingkungan KBRI dia Kairo.

Karena Azzam rajin dan pintar memasak, dagangannya menjadi laku keras. Dia menjadi sangat dikenal dan disayangi oleh hampir seluruh karyawan KBRI di Kairo.

Dikarenakan kerja kerasnya untuk bekerja dan mencari uang, kuliah Azzam pun belum selesai juga, walaupun sudah 9 tahun belajar di Universitas Al Azhar.

Kemudian Azzam sering mendapat banyak pekerjaan dari KBRI Kairo. Karena sering ke KBRI, ia bertemu dengan anak Duta Besar yang bernama Eliana Pramesthi Alam.

Dia adalah lulusan EHESS Perancis yang melanjutkan S-2 nya di American University in Cairo.

Eliana adalah gadis yang sangat cantik dan cerdas, karenanya dia bahkan pernah diminta main di salah satu film produksi Hollywood, juga untuk Film layar lebar dan Sinetron di Jakarta.

Oleh karena itu wajarlah Azzam terpesona pada Eliana, dia pun mulai jatuh hati.

Namun akhirnya Azzam tidak mau melanjutkan ketertarikannya pada Eliana.

Azzam sadar bahwa karakter dan pola kehidupan Eliana sangat berbeda dengan dirinya.

Suatu hari sopir KBRI Kairo yang bernama Pak Ali berbicara pada Azzam. Pak Ali menyarankan agar Azzam tidak terlalu jauh berharap pada Eliana,

karena Pak Ali sudah lama kenal Eliana dan keluarganya yang memiliki kehidupan yang terlalu jetset dan tidak sebanding dengan Azzam.

Kemudian Pak Ali menyarankan seorang gadis yang lebih cocok dan pas dengan Azzam yang bernama Anna Althafunnisa.

Dia adalah gadis yang sangat cantik tamat dari S-1 dari Kuliyyatul Banaat di Alexandria. Sekarang Anna sedang kuliah S-2 di Kuliyyatul Banaat Al Azhar.

Selain cantik Anna juga pintar dan menguasai bahasa Inggris, Arab dan Mandarin

Bahkan Pak Ali menyuruh Azzam untuk secepatnya mengkhitbah (melamar) Anna, karena dia dipandang cocok untuk Azzam.

Menurut Pak Ali, kelebihan Anna daripada Eliana adalah bahwa Anna memakai jilbab dan sholehah, bapaknya seorang Kiai Pesantren bernama Kiai Luthfi Hakim.

Mendengar keterangan Pak Ali, tanpa disadari muncullah niat Azzam untuk melamar Anna meskipun dia belum pernah bertemu atau melihat Anna.

Lalu Pak Ali menyarankan agar Azzam melamar Anna melalui pamannya yang bernama Ustadz Mujab yang ada di Kairo,

karena kalau melamar ke Indonesia, biayanya pasti besar, dan Azzam tidak punya uang.

Ternyata Azzam sudah sangat mengenal ustadz itu. Dengan keyakinan penuh Azzam lalu datang ke ustadz Mujab untuk mengkhitbah Anna Althafunnisa.

Tapi sayang, ternyata lamaran Azzam ditolak karena perbedaan status. Kuliah S-1 Azzam belum selesai juga.

Di samping itu Azzam hanya dikenal karena jualan tempe dan baso.

Di lain pihak, ternyata Anna telah dilamar terlebih dulu oleh seorang pria yang bernama Furqon, yang ternyata juga adalah teman kuliah Azzam yang berasal dari keluarga kaya.

Tidak lama lagi Furqon akan menyelesaikan S-2 nya.

Hati Azzam menjadi sedih dan berduka. Tapi akhirnya Azzam bisa menerima alasan itu.

Azzam mau merelakan Anna dinikahi oleh sahabat yang lama dia kenal.

Sebelum menikah dengan Anna, Furqon mendapat musibah yang sangat menghancurkan harapan-harapan hidupnya.

Dia jadi susah memutuskan apakah harus tetap menikahi Anna yang telah dikhitbahnya, karena musibah ini bisa menghancurkan hidup Anna nantinya.

Di lain pihak adik Azzam yang bernama Ayyatul Husna memberi kabar dari kampung kepada Azzam.

Adiknya mengabari bahwa Azzam tidak perlu lagi mengirim uang ke kampung dan lebih berkonsentrasi menyelesaikan kuliahnya.

Husna mengatakan bahwa ia telah lulus kuliah di UNS. Sekarang sudah bekerja sebagai Psikolog.

Gaji Husna sudah cukup untuk membiayai kebutuhan adiknya yang mengambil program D-3, juga untuk biaya adik paling kecil yang bernama Sarah yang masih belajar di Pesantren.

Mendengar kabar itu Azzam memutuskan untuk serius dalam belajar supaya cepat pulang ke Indonesia. Lalu akhirnya berhasil lulus kuliah.

Setelah itu Azzam kembali ke kampung ke Indonesia. Sesuai amanah dari ibunya, Azzam punsegera mencari jodoh di sana.

Tapi dalam hati Azzam masih ada keinginan dan sedikit harapan untuk terus mendapatkan cinta Anna, yang sudah terlanjur melekat di hati Azzam

Ternyata wanita pujaan Azzam tadi bernama lengkap Anna Altafunnisa.

Dia adalah anak dari seorang yang sangat dihormati yaitu Kiai Lutfi yang ada di sebuah pesantren terkenal di Desa Wangen

Anna lahir dan besar dengan akhlak dan budi pekerti yang baik. Dia memiliki kecantikan yang luar biasa dan menawan hati siapa pun.

Oleh karenanya, banyak sekali mahasiswa Al- Azhar yang suka padanya.

Contohnya adalah Fuqran, lalu banyak lagi laki-laki lain yang kenal dengan Anna.

Kemudian Anna pun pulang ke Indonesia karena mendapat kesempatan untuk membuat penelitian dalam penyelesaiaan tesisnya.

Ketika berada di rumah orangtuanya, sang Ayah meminta Anna untuk cepat memilih salah satu dari sekian banyak lamaran yang telah datang.

Ternyata selama ini banyak sekali lamaran yang datang, dan banyak juga yang ditolak oleh Kiai Lutfi.

Ayahnya juga mengatakan bahwa ada lamaran yang datang dari orang yang sangat dikenalnya bernama M. Ilyas.

Lalu ada pula yang datang langsung pada Anna yaitu Fuqran Andi Haswan, dan kemudian melamarnya melalui ustadz Mujab.

Anna dan Ayah pun menjadi bimbang untuk memilih antara Ilyas dan Furqan.

Dalam hati kecil Anna, sebenarnya ada seorang lelaki yang telah memikat hatinya dan diharapkannya bertemu kembali.

Anna baru pertama kali bertemu dengan lelaki tersebut, yaitu ketika ia berada di Kairo Mesir.

Anna mengetahui nama lelaki tersebut adalah Azzam. Yaitu seorang penjual bakso dan tempe sekaligus Mahasiswa di Universitas Al- Azhar, Cairo.

Hati Anna dan ayahnya kembali bimbang. Karena hanya bisa memilih lamaran yang sudah datang,

apalagi sang Ayah meminta untuk menentukan pilihan secepat mungkin, lalu akhirnya Anna memilih Furqan yang merupakan lulusan S2 di Cairo dan sedang mengambil S3.

Alasan lainnya adalah karena Anna tahu lebih banyak dan kenal dengan Furqan.

Anna pun tidak memilih Ilyas, karena kurang begitu kenal dan Ilyas juga dikabarkan tidak dapat menjaga pandangannya terhadap wanita.

Waktu pun berlalu. Ternyata tanpa diduga Anna bertemu lagi dengan orang yang pernah memikat hatinya.

Sekarang Azzam sudah pulang ke Indonesia. Tanpa disadari pula, Anna telah mengenal baik keluarga Azzam yang memang tinggal di Indonesia.

Tapi apa daya, harapan yang telah disimpannya untuk Azzam, ternyata menjadi sia-sia. Nasi sudah menjadi bubur.

Harapan Anna itu harus dihapus dari hidupnya karena dia sudah mempunyai calon suami yaitu Furqon.

Di lain pihak, ternyata Azzam yang juga menyimpan rasa yang sama pada Anna saat di Cairo. Sekarang Azzam juga harus rela melupakan Anna.

Waktu pun terus berlalu. Akhirnya setelah sekian lama proses lamaran, akhirnya hari pernikahan Anna dan Furqon pun tiba.

Mereka sudah resmi menjadi suami istri.

Setelah pernikahan tersebut, di lain pihak Azzam disuruh ibunya untuk segera mencari pasangan hidup.

Kemudian Azzam mulai mencari calon istri, bukan pacar semata. Tapi kenyataannya, selalu ada saja yang tidak cocok dengan Azzam dan bakal calon istrinya.

Pernah juga ada lamaran yang diterima dan hampir terjadi akad nikah. Tapi sayang ternyata tidak jodoh juga.

Karena tanpa diduga terjadisuatu kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya sang Ibu, dan Azzam pun menjadi lumpuh beberapa waktu karena kecelakaan tersebut

Di lain pihak, pernikahan Anna dan Furqan sudah berusia enam bulan, dan berjalan baik-baik saja.

Tapi setelah itu hubungan mereka retak. Apalagi setelah Furqan menceritakan bahwa sebelum menikah dengan Anna dia sudah tidak perjaka lagi dan dipastikan terkena HIV AIDS.

Oleh karena musibah itu Furqan tidak pernah menyentuh Anna.

Karena retaknya hubungan mereka, akhirnya dengan terpaksa Furqan memberi kesempatan pada Anna untuk bercerai.

Kemudian Anna pulang dan kembali pada orang tuanya.

Sementara itu Azzam yang lumpuh karena dulu mendapat kecelakaan, sekarang sudah sembuh total.

Kemudian Azzam mendatangi Kiai Lutfi mohon bantuan mencarikan jodoh yang tepat sesuai permintaan Ibunya dulu.

Lalu Kiai Lutfi menawarkan dan menceritakan bahwa ada seorang wanita yang dicerai suaminya dan wanita tersebut masih perawan dikarenakan suatu hal.

Kemudian Kiai Lutfi meminta jawaban dari Azzam terhadap wanita yang dia ceritakan itu.

Tanpa pikir panjang dan tanpa diduga, ternyata Azzam menerima tawaran Kiai Lutf untuk menerima wanita itu menjadi istrinya.

Ada peristiwa aneh yang kemudian terjadi. Azzam terkejut dan bahagia ketika mengetahui bahwa wanita yang diceritakan Kiai Lutfi adalah seorang wanita yang selama ini memikat hatinya yaitu Anna Althafunnisa

Begitu pula di dalam hati Anna, dia menjadi terkejut dan bahagia karena akan menikah dengan lelaki yang dari dulu sangat diharapkannya dan telah menjadi cinta pertamanya.

Hari pun menjadi sangat indah. Suasana suka cita pun telah datang. Akhirnya Azzam dan Anna pun menikah.

Mereka pun hidup bahagia. Tapi ada suatu peristiwa yang sedikit mengusik, yaitu satu bulan setelah pernikahan mereka,

tiba-tiba Furqan mengunjungi Anna dan membawa dokumen dan bukti. Furqan menjelaskan bahwa dia terkena HIV AIDS.

Tapi kedatangan Furqan bukanlah peristiwa yang betul-betul mengusik. Karena Azzam dan Anna sudah sangat bahagia dalam pernikahan mereka.

Baik Azzam maupun Anna sudah menemukan pasangan hidup yang sangat pas, sangat diharapkan, dan merupakan cinta yang lama terpendam.