Sinopsis Sastra Angkatan 2000.
Karya: Andrea Hirata
Di sebuah daerah di Belitung, untuk belajar di Sekolah Dasar sangat susah. Hanya ada satu SD yaitu SD Muhammadiyah.
Lebih parah lagi SD itu akan ditutup jika muridnya tidak cukup 10 orang.
Saat ini hanya ada 9 murid yaitu Ikal, Lintang, Mahar, Sahara, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, dan Trapani.
Mereka sangat cemas, karena jumlah tidak cukup dan terancam ditutup.
SD Muhammadiyah adalah SD islam tertua di Belitung, seandainya ditutup maka keluarga yang tidak mampu tidak akan bisa menyekolahkan anak-anak mereka.
Karena SD Muhammadiyah ini adalah tempat menampung anak masyarakat yang tidak mampu.
Tiba-tiba datanglah Harun, anak yang memiliki keterbelakangan mental.
Ia menyelamatkan ke sembilan temannya yang ingin bersekolah serta menyelamatkan berdirinya SD Muhammadiyah tersebut, karena jumlah mereka sudah menjadi 10 orang.
Keceriaan mereka langsung timbul. Mulai dari penempatan tempat duduk,
pertemuan mereka dengan Kepala Sekolah yaitu Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh Bu Muslimah guru mereka.
Walaupun kondisi ruangan belajar tidak memadai, tapi keceriaan mereka tetap ada. Di SD Muhammaadiya ini banyak terjadi kenangan yang indah bagi mereka.
Bu Muslimah ada guru yang sangat berjasa bagi kehidupan mereka, apalagi nama Laskar Pelangi diberikan oleh Bu Muslimah.
Alasan Bu Mus memberi nama Laskar Pelangi karena beliau tahu mereka semua sangat menyukai pelangi.
Ada juga kisah menarik lainnya seperti saat kisah asmara antara Ikal dan A Ling.
Kisah bermula waktu Ikal disuruh oleh Bu Mus untuk membeli kapur di tokoh milik keluarga A Ling.
Ikal jatuh cinta pada kuku A Ling yang indah, karena tidak pernah menjumpai kuku seindah itu.
Kemudian ia tahu bahwa pemilik kuku yang indah tersebut adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta padanya.
Tapi sayang, pertemuan mereka harus berakhir karena A Ling harus pindah untuk menemani bibinya yang sendiri.
Ada juga kisah tentang Mahar yang berbakat di bidang seni. Dia mendapatkan gagasan cemerlang untuk perlombaan karnaval pada tanggal 17 Agustus.
Mahar mengusulkan untuk menari dalam acara tersebut.
Anggota laskar pelangi menari seperti orang kesetanan, yang disebabkan oleh kalung yang mereka pakai dibuat dari tanaman langka (hanya ada di Balitong) yang bisa membuat seluruh badan jadi gatal.
Karena gatal oleh tanaman tersebut, maka mereka menari layaknya orang yang tengah kesurupan.
Dengan penampilan mereka yang unik itu, akhirnya SD Muhammadiyah menjadi pemenang dalam lomba tersebut.
Pada suatu hari datanglah seorang murid baru yang bernama Flo yaitu seorang anak kaya pindahan dari SD PN.
Sejak kedatangan Flo di SD Muhammadiyah tersebut yang membawa pengaruh buruk bagi teman-temannya terutama Mahar yang duduk satu bangku dengan Flo.
Akibatnya nilai Mahar menjadi turun sehingga membuat bu Mus kecewa.
Salah satu anggota Laskas Pelangi yang bernama Lintang adalah anak yang punya semangat tinggi untuk sekolah, ia rela menempuh jarak 80 km pulang pergi ke SD Muhammadiyah dari rumahnya.
Lintang tidak pernah mengeluh walau perjalanan menuju sekolahnya harus melewati sebuah danau yang terdapat buaya di dalamnya.
Dibalik itu semua, ternyata Lintang adalah murid yang pintar. Ketika ia menjadi anggota regu pada lomba cerdas cermat,
Lintang berhasil menjawab pertanyaan yang akhirnya dapat mengalahkan Drs. Zulfikar yaitu guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal.
Lintang dan anggota regu cerdas cermat lainnya (ikal dan sahara), akhirnya bisa membuktikan bahwa bukan karena fasilitas bagus yang akhirnya dapat membuat seseorang sukses maupun pintar,
namun kemauan dan kerja keraslah yang dapat mengabulkan setiap impian.
Tapi sayang, beberapa hari setelah perlombaan, Lintang tidak masuk sekolah. Bu Mus mendapatkan surat dari Lintang yang menyatakan dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi karena ayahnya meninggal dunia.
Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah kesedihan yang mendalam bagi anggota laskar pelangi lainnya.
Setelah beranjak dewasa, mereka semua banyak mendapat pengalaman yang berharga dari setiap cerita di SD Muhammadiyah.
Yaitu makna dari persahabatan, ketulusan yang diperlihatkan dan diajarkan oleh bu Muslimah, serta sebuah mimpi yang harus mereka wujudkan walaupun fasilitas sangat minim.