Sastra angkatan 2000 – an
Karya: Andrea Hirata
Ringkasan umum:
Karya ini adalah kelanjutan dari Novel Edensor. Inilah Novel terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
Bercerita tentang pencarian A Ling oleh Ikal. Novel ini juga menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada tiga buah novel sebelumnya.
Pada suatu hari Ayah Ikal yang bernama Seman Said Harun, menerima surat dari Mandor Djuasin bahwa dia naik pangkat.
Pada awalnya kebahagiaan terpancar dari wajahnya, karena baginya hampir tidak mungkin akan naik pangkat.
Tapi sayang, ternyata surat itu salah alamat dan Ayah Ikal tidak jadi naik pangkat.
Lalu terbersit lagi kenangan Ikal ketika masih berada di Prancis. Dia harus belajar sekuat tenaga untuk sidang tesisnya.
Apalagi ketika itu sidang tesis juga bertepatan dengan bulan Ramadhan dan harus menahan haus lapar.
Makanya Ikal mengalami sakit kepala sebelum sidang tesisnya dimulai.
Hakim dari sidang tesis bernama Antonia LaPlagia. Sebelum Ikal masuk ruangan sidang thesis, ada mahasiswa dari negara Georgia yang bernama Ninochka Stronovsky yang dihardik habis-habisan.
Tapi untunglah ketika Ikal menjalani ujian sidang, dia mampu menjelaskan semua hasil risetnya dengan baik.
Kemudian dengan mudahnya dia dinyatakan lulus ujian sidang.
Ikal pun pulang jalan kaki dengan gembira ke apartemennya setelah ujian sidang tersebut.
Seminggu setelah itu, sebelum pulang lagi ke Indonesia, Ikal menyempatkan diri mengunjungi Edensor dan menghadiri Farewell Parties yang diadakan oleh teman-temannnya.
Kemudian Ikal meninggalkan Paris menuju bandara Schippol di Belanda untuk naik pesawat menuju ke Indonesia.
Setelah sampai di Jakarta dia melanjutkan perjalanan dengan naik kapal menuju kampung halamannya ke Belitong.
Akhirnya Ikal sampai di Belitong dan disambut oleh keluarga dan beberapa warga desa.
Ikal bergegas ke rumah dan langsung mencari Ayahnya yang sudah lama sangat ingin dijumpai Ikal dari perjalanannya yang jauh.
Kepala kampung yang bernama Ketua Karmun mendatangi Ikal dan memintanya untuk menjadi ketua panitia penyambutan dokter gigi yang bernama dr. Budi Ardiaz Tanuwijaya.
Setelah bertahun-tahun dia menjadi kepala kampung, akhirnya ada juga dokter yang akan praktik di kampung itu.
Atas bantuan dan kerja Ikal, akhirnya acara penyambutan itu berjalan dengan sukses. Semua warga kampung menjadi senang atas acara ini.
Setelah acara penyambutan itu telah usai, suasana kampung Ikal tetaplah ramai. Acara itu menyisakan kenangan yang indah.
Salah satu kenangan adalah banyak orang-orangnya yang dipanggil dengan sebutan yang lucu dan aneh.
Contohnya adalah panggilan pada Berahim Harap Tenang, dia dipanggil begitu karena dia adalah pemutar bioskop yang memasang slide “HARAP TENANG” pada setiap pergantian rol.
Lalu ada panggilan Kamsir si Buta dari Gua Hantu, karena dia sangat terobsesi pada film Si Buta dari Gua Hantu.
Disamping itu juga ada panggilan Semaun Barbara, San Thong Pompa, Zainul Helikopter.
Serta masih banyak lagi orang yang mendapat panggilan aneh dan lucu akibat kekonyolan yang mereka lakukan.
Pada suatu hari ada sesuatu yang berubah dari Arai. Dia tampil lebih rapi dan tampak lebih ganteng.
Setelah ditelusuri ternyata dia menerima sepucuk surat dari gadis pujaan hatinya yaitu Zakiah Nurmala binti Berahim Matarum.
Melalui surat itu Zakiah mengabarkan bahwa dia akan pulang ke Belitong dan membolehkan Arai untuk menjemputnya.
Berhari-hari Arai tidak bisa tidur dan terus menyiapkan diri untuk menyambut Zakiah.
Pada hari kedatangan Zakiah. Arai terlihat sangat gugup dan kikuk. Dia hanya berdiri mematung di hadapan Zakiah, tidak bisa berbuat apa-apa.
Sementara itu Ketua Karmun sang kepala kampung terus mimintawarga kampung supaya datang ke Klinik Dokter Diaz untuk memeriksakan giginya.
Banyak upaya yang dia lakukan untuk membujuk warga.
Pada suatu hari Ketua Karmun dapat informasi bahwa Tancap bin Seliman sakit gigi.
Kepala kampung itu menjadi senang, tapi ternyata Tancap bin Seliman tidak mau berobat ke klinik dokter Diaz walaupun pipinya bengkak seperti timun suri.
Kemudian Ketua Karmun mengomel dan marah-marah.
Ternyata bukan hanya Tancap bin Seliman yang sakit gigi. Ikal juga sakit giginya.
Namun Ikal juga tidak mau berobat ke klinik itu karena trauma berurusan dengan dokter yang berpakaian serba putih dan jarum suntik.
Lalu ada kabar tentang Arai yang dihubungi oleh Liaison Officer mereka yang bernama Maurent LeBlanch.
Arai ditawari oleh Liaison Officer untuk melanjutkan studinya sampai tingkat Ph.D.
Ternyata tawaran itu membuat Arai gelisah dan berada dalam dilema.
Di satu sisi dia ingin melanjutkan studi, tapi di lain sisi dia harus meninggalkan Zakiah yang dicintainya.
Setelah beberapa waktu berada dalam pilihan yang sulit, Arai kemudian mengadakan perbincangan panjang dengan keluarganya dan keluarga Zakiah.
Hasilnya adalah Arai akan menikahi Zakiah pada tanggal 16 Mei.
Pada suatu malam Ketua Karmun mendatangi rumah Ikal. Bukan untuk membujuk Ikal lagi agar berobat ke Klinik Dokter Diaz.
Namun dia memberi tahu bahwa orang kampung tumpah ruah di dermaga karena si Maskur yang sering melaut, pulang membawa sesosok jenazah.
Seketika Ikal langsung datang ke dermaga. Ada sebuah tanda dari jenazah yang dikenali Ikal.
Ada rajah kupu-kupu di lengan jenazah itu menandakan dia adalah keluarga A Ling.
Sejak peristiwa ditemukan mayat tersebut, Ikal terus berfikir tentang A Ling dan ingin mencari pujaan hatinya itu.
Sudah lama dia mencari tanda-tanda keberadaan A Ling.
Kemudian Ikal berusaha untuk membuat perahu, dia akan berlayar ke pulau Batuan yang angker itu untuk mencari dan bertemu dengan A Ling.
Usaha Ikal dibantu oleh anggota Laskar Pelangi lainnya. Ikal merasa senang dan beruntung.
Tapi sayang, ternyata Ibu Ikal akhirnya mengetahui rencananya berlayar ke pulau Batuan.
Meskipun Ibu memarahinya, Ikal tetap bersikeras ingin berlayar ke pulau Batuan dengan kapal buatannya yang tentu saja pembuatannya dibantu oleh anggota Laskar Pelangi yaitu sahabatnya Lintang.
Setelah 7 bulan bekerja keras membuat perahu, akhirnya kapal tersebut selesai. Kemudian diberi nama Mimpi-Mimpi Lintang.
Kapal itu siap dipakai untuk berlayar mengarungi ganasnya samudera. Kapal itu akan dipakai oleh Ikal ditemani oleh Mahar, Kalimut, dan Chung Fa.
Dengan naik kapal itu, kemudian Ikal bersama dengan ketiga rekannya berangkat ke Batuan.
Sebelum sampai Batuan, mereka singgah ke rumah Puniai yaitu seorang nelayan karimata yang sangat tua.
Di rumah Puniai itu, dengan bantuan Mahar, untuk pertama kalinya Ikal dapat melihat hantu.
Setelah menempuh perjalanan panjang mengarungi samudera yang penuh akan marabahaya, usaha panjang Ikal membuahkan hasil jua.
Ikal akhirnya berhasil menemukan gadis pujaannya A Ling. Saat itu dia sedang dirawat di sebuah rumah kecil di sebuah pulau sepi seperti kuburan yang termasuk gugusan dari pulau Batuan.
Kemudian Ikal membawa A Ling pulang ke Belitong. Kepulangan A Ling dimanfaatkan Ketua Karmun supaya Ikal mau berobat gigi ke Klinik dokter Diaz.
Kepala kampung itu khawatir klinik akan ditutup karena tidak adanya pasien yang berkunjung.
Ternyata usaha Ketua Karmun berhasil. Sudah setahun lebih Ikal dibujuk untuk berobat gigi tetapi tidak berhasil.
Tapi ketika dibujuk A Ling selama kurang dari 10 menit, Ikal akhirnya berhasil dibujuk.
Gigi Ikal dicabut di Klinik Dokter Gigi Diaz. Pencabutan gigi Ikal digelar dengan sangat meriah dan dihadiri banyak orang.
Dokter Gigi Diaz butuh waktu tidak sampai satu jam untuk mencabut gigi geraham yang tumbuh berantakan di mulut Ikal.
Setelah proses pencabutan gigi tersebut, Ketua Karmun tertawa gembira.
Setelah pencabutan gigi yang meriah itu, waktu pun berganti. Akhirnya Ikal memberanikan diri untuk mohon izin kepada Ayahnya untuk menikahi A Ling.
Ikal sangat mengharapkan persetujuan dari Ayah yang sangat dihormatinya itu. Tapi kenyataan tidak seperti harapan Ikal.
Ternyata Ayahnya tidak mengizinkannya untuk menikahi A Ling yang merupakan gadis Hokian yang sebenarnya adalah gadis Ho Pho itu.
Dengan hati yang tidak menentu, Ikal kemudian menemui A Ling. Mereka lalu saling memandang. Banyak makna tersirat terpancar dari mata mereka.
A Ling pun tahu bahwa Ayah Ikal tidak menyetujui pernikahan mereka. Mereka terdiam di tempat mereka bertemu yaitu di Lapangan Padang Bulan.
Suasana sangat sepi di tempat itu. Seperti senyapnya hati kedua insan yang tidak disetujui untuk menikah.
Tapi Ikal tetaplah seorang anggota Laskar Pelangi yang gigih, juga seorang pemimpi yang teguh berjuang, tak kenal menyerah.
Ikal membulatkan tekad yang sudah ada sejak dulu. Kemudia dia berencana akan mencuri A Ling dari pamannya dan membawa gadis pujaannya untuk melintasi selat Singapura.