Legenda: “Buaya Perompak” (Cerita Rakyat Lampung)

Diposting pada

Ini adalah salah satu cerita rakyat Provinsi Lampung yaitu Legenda “Buaya Perompak” yang dikisahkan secara turun temurun.

Sering pula dilantunkan sebagai sebuah dongeng untuk pengantar tidur anak-anak.

Dikisahkan pada suatu masa, di Provinsi Lampung terdapatlah Sungai Tulang Bawang.

Sungai ini dari dulu terkenal karena di dalamnya terdapat banyak buaya yang ganas dan sangat berbahaya.

Oleh karenanya, warga yang berlayar disana maupun para penduduk yang tinggal di sekitarnya perlu untuk sangat berhati-hati.

Berdasarkan cerita dari masyarakat yang berada di sana, diketahui bahwa sudah banyak manusia yang hilang begitu saja di sungai tersebut.

Hingga pada suatu waktu, peristiwa yang ditakutkan kembali terjadi. Ada seseorang yang hilang di sungai tersebut.

Dia adalah seorang gadis rupawan yang bernama Aminah.

Lalu seluruh penduduk pun mencari Aminah ke berbagai tempat sungai Tulang Bawang tersebut.

Tapi usaha mereka sia-sia karena tidak ada sama sekali jejak yang tertinggal. Aminah telah hilang tanpa diketahui sedikit pun.

Sementara itu, tanda disangka, ternyata Aminah tergolek di dalam sebuah gua besar.

Ketika dia siuman dan jadi sadar dari pingsannya, Aminah jadi terperanjat waktu melihat bahwa gua itu dipenuhi oleh harta benda yang ternilai harganya.

Banyak sekali yang dia lihat, seperti permata, emas, intan, maupun pakaian yang indah-indah. Harta benda itu mengeluarkan sinar yang berkilauan.

Aminah masih tercengang, tapi tiba-tiba dari sudut gua terdengarlah sebuah suara yang besar, “janganlah takut gadis rupawan!

Meskipun aku berwujud buaya, sebenarnya aku adalah manusia sepertimu juga”.

Suara itu pun melanjutkan: “Aku dikutuk menjadi buaya karena perbuatanku dulu yang sangat jahat.

Namaku dulu adalah Somad, perampok ulung di Sungai Tulang Bawang. Dulu aku selalu merampok setiap saudagar yang berlayar disini”

Dia berkata lagi: “Semua hasil rampokanku kusimpan dalam gua ini. Kalau aku butuh makanan maka harta itu kujual sedikit di pasar desa tepi sungai.

Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa aku telah membangun terowongan di balik gua ini.

Terowongan itu menghubungkan gua ini dengan desa tersebut”.

Banyak sekali yang disampaikan oleh buaya tersebut, artinya secara tidak langsung si buaya perompak tersebut sudah membuka rahasia gua tempat kediamannya.

Kemudian dengan penuh perhatian, Aminah dengan seksama Aminah menyimak dan mengingat semua keterangan berharga yang disampaikan.

Lalu buaya itu selalu memberinya hadiah perhiasan. Dia berharap agar Aminah mau tetap tinggal bersamanya.

Tapi ternyata keinginan Aminah untuk segera kembali ke kampung halamannya makin kuat.

Hingga pada suatu waktu, buaya perompak tersebut sedikit lengah. Ia tertidur dan meninggalkan pintu guanya terbuka.

Dengan bergegas Si Aminah pun segera keluar sambil berjingkat-jingkat. Kemudian di balik gua itu ditemukannya sebuah terowongan yang sempit.

Aminah terus saja menelusuri terowongan itu walau cukup lama juga karena panjangnya terowongan tersebut.

Akhirnya Aminah melihat sinar matahari. Hatinya sangat senang ketika keluar dari mulut terowongan yang panjang tersebut.

Ketika sampai di pintu keluar terowongan, Aminah minta tolong. Kemudian didengar oleh penduduk desa.

Untunglah ada penduduk desa yang kebetulan sedang berada di dekat terowongan karena mereka sedang mencari rotan. Aminah pun ditolong.

Sebagai ucapan terima kasih, kemudian Aminah memberi mereka hadiah sebagian perhiasan yang dibawanya.

Setelah itu, Aminah melanjutkan perjalanan menuju desanya yang dulu ditinggalkan. Dia pun sampai disana dengan selamat.

Mulai saat itu Aminah kembali melanjutkan hidup. Dia sangat senang sudah berada lagi di desanya yang indah dan permai.

Aminah pun hidup bahagia dan sejahtera.