Sinopsis Novel Hulubalang Raja – Karya Nur Sutan Iskandar

Diposting pada

Sastra Angkatan Balai Pustaka

Novel Hulubalang Raja: kejadian di pesisir Minangkabau tahun 1662-1667

Karya: Nur Sutan Iskandar

Ringkasan Umum:

Pada zaman ketika masih banyak kerajaan, sering terjadi perjodohan dan pernikahan antar kerajaan.

Tak jarang juga sering terjadi peperangan di antara mereka yang diakibatkan oleh pernikahan tersebut.

Tapi ada juga kerajaan yang berperang justru menjadi damai karena adanya pernikahan

Seorang Putri Raji Dihulu bernama Ambun Suri.  Dia adalah seorang wanita yang cantik, sopan tutur bahasa, dan akhlaknya mulia.

Setelah Ambun Suri dewasa, sang Raja mengadakan sebuah kontest, dan mengundang para bangsawan di sekitar Kampung Hulu Inderapura untuk diseleksi dan dipilih sebagai menantu dan suami bagi putrinya.

Proses seleksi hampir selesai, tapi tidak ada yang lolos dan memenuhi kriteria Raja Dihulu.

Namun ada seorang bangsawan yang berasal dari Kota Hilir Inderapura, namanya Sultan Muhammad Syah

Karena Sultan Muhammad Syah merupakan raja yang lebih berkuasa daripada Raja Di Hulu, dengan berat hati Ambun Suri mau menerima calon suami tersebut dan dia ingin berbakti kepada orang tuanya, walau dia tidak tertarik sedikit pun pada Sultan tersebut.

Peristiwa ini menjadi bahan perbincangan di masyarakat. Mereka tahu Sultan Muhammad Syah adalah sultan yang tamak yang menurut mereka tidak patut menikah dengan putri cantik yang berbudi tersebut.

Istri pertama Sultan Muhammad Syah yaitu Putri Kemala Sari juga merasa iri dan tidak merelakan suaminya memperistri Ambun Suri, yang dulu menjadi teman sepermainannya.

Putri Kemala Sari juga ingin menggagalkan perkawinan tersebut. Dia mengajak Ambun Suri mandi di sungai.

Di tempat itu dia mencelakakannya sehingga Ambun Suri yang baik hati tersebut hanyut tenggelam.

Masyarakat dan petugas kerajaan dikerahkan untuk menjadi Putri Ambun Suri. Namun semua usaha pencarian mayatnya gagal.

Kakak Ambun Suri yang bernama Sutan Ali Akbar dengan gelar Raja Adil, menjadi marah ketika dia mengetahui kematian adiknya adalah perbuatan istri pertama Sultan Muhammad Syah.

Akhirnya dia menyerukan perang. Dua kerajaan tersebut memulai pertikaian dan konfrontasi langsung.

Dengan kelicikannya, Sultan Muhammad Syah lalu meminta bantuan kompeni, yang menambah rasa marah Raja Adil.

Tapi akhirnya Raja Adil kalah, dan daerahnya dibumihanguskan. Penduduknya dibinasakan, beserta kedua orang tua Raja Adil.

Dia sendiri mundur beserta pasukannya untuk menyusun kekuatan kembali.

Di lain waktu dan tempat, tersebutlah seorang pemuda bernama Sutan Malakewi.

Dia merantau mengadu peruntungan. Dia meninggalkan kampungnya karena kegemarannya menyabung ayam telah menghabiskan kekayaan orang tuanya, yang kemudian tidak mau lagi memberinya uang.

Pemuda ini lalu bertemu dan bergabung dengan sekelompok saudagar. Mereka kemudian diserang penyamun.

Sutan Malakewi berhasil meloloskan diri, dan ditolong oleh Putri Rubiah yang memiliki putri cantik yang bernama Sarawaya.

Kemudian Sutan Malakewi diantar menghadap Orang Kaya Kecil, dia punya sering bekerja sama dengan kompeni Belanda.

Orang Kaya Kecil menganggap Sutan Malakewi sebagai anaknya sendiri. Terlebih karena setelah dia tahu bahwa Sutan Malakewi sering menumpas orang-orang Pauh yang sering melakukan penyerangan terhadap Padang, yaitu pusat kekuasaan kompeni di pesisir Minangkabau.

Sutan Malakewi meneruskan kerjasama yang makin erat dengan kompeni.

Pada saat itu kompeni tidak hanya bermusuhan dengan raja-raja setempat, tetapi juga dengan Aceh yang masih berkuasa di daerah utara pesisir Minangkabau.

Gelar “Hulubalang Raja” kemudian diberikan pada Sutan Malakewi, di selalu mau untuk menumpas musuh-musuh kompeni.

Dia berhasil menghancurkan musuh-musuhnya, kecuali Raja Adil yang gigih bertahan.

Hulubalang Raja kemudian mencari adiknya yang dikabarkan diculik oleh Raja Adil.

Dia meninggalkan Orang Kaya Kecil dan Putri Sarawaya, yang kini sangat mencintainya. Hulubalang Raja masuk ke daerah Raja Adil dengan menyamar.

Tapi penyamarannya terbongkar. Dia kemudian di bawa ke hadapan Raja Adil.

Hulubalang Raja kemudian terkejut karena ternyata adiknya Adnan Dewi telah menjadi istri Raja Adil.

Raji yang menjadi musuhnya selama ini ternyata iparnya sendiri.

Raja Adil dan Hulubalang Raja kemudian melupakan permusuhan mereka dan berdamai.