Tim indoSastra Pencari Karya Sastra yang Menakjubkan dan Kreatif
Sastra angkatan 1966 – 1970 an, bentuk: puisi
Karya: Sutardji Calzoum Bachri (SCB)
Puisi agama SCB bernuansa sufistik, mengisahkan diri beliau sendiri dengan keindahan tasawuf yang sangat menyentuh hati.
Kata-kata yang biasa kita dengar, tapi terkesan luar biasa karena dirangkai dengan kata setulus hati
Dari buku:
Waktu penulisan: tahun 1987
—
Lihat
Pedang taubat ini menebas-nebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia-sia
Telah kulaksanakan puasa Ramadhanku
telah kutegakkan shalat malam
telah kuuntai wirid tiap malam dan siang
telah kuhamparkan sajadahku
yang tak hanya nuju Ka’bah
tapi ikhlas mencapai hati dan darah
Dan di malam Qadar aku pun menunggu
Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya
Maka aku girang-girangkan hatiku
Aku bilang :
Tardji, rindu yang kau wudhukkan setiap malam
Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang
namun si bandel Tardji ini sekali merindu
Takkan pernah melupa
Takkan kulupa janjiNya
Bagi yang merindu insya-Allah kan ada mustajab cinta
Maka walau tak jumpa denganNya
shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini
Semakin mendekatkan aku padaNya
Dan semakin dekat
Semakin terasa kesiasiaan pada usia lama yang lalai berlupa
O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini
ngebut di jalan lurus
Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoir
tempat usai lalaiku menenggak arak di warung dunia
Kini biarkan aku menenggak arak cahayaMu
di ujung sisa usia
O usia lalai yang berkepanjangan
yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus
Tuhan jangan Kau depakkan lagi aku di trotoir
tempat dulu aku menenggak arak di warung dunia
Maka pagi ini
kukenakan zirah la ilaha illallah
aku pakai sepatu siratul mustaqiem
akupun lurus menuju lapangan tempat shalat ied
Aku bawa masjid dalam diriku
Kuhamparkan di lapangan
Kutegakkan shalat
dan kurayakan kelahiran kembali di sana