Merontokkan Pidato – Puisi Karya Wiji Thukul

Diposting pada

Tim indoSastra Pencari Karya Sastra yang Menakjubkan, Mengharukan, dan Tulus

Sastra angkatan reformasi, bentuk: puisi

Karya: Widji Thukul

Kebebasan rakyat berbicara dan berpendapat telah dikekang, sementara penguasa boleh bebas berpidato yang muluk-muluk tanpa mempedulikan kenyataan.

Wiji Thukul mengharapkan ada kebebasan menyatakan pendapat, dan meminta agar berita pembangunan harusnya sesuai dengan realita.

Dari buku: Aku Ingin Jadi Peluru

Waktu penulisan: 11 September 1996

bermingu-minggu ratusan jam
aku dipaksa
akrab dengan sudut-sudut kamar

lobang-lobang udara
lalat semut dan kecoa
tapi catatlah
mereka gagal memaksaku

aku tak akan mengakui kesalahanku
karena berpikir merdeka bukanlah kesalahan
bukan dosa bukan aib bukan cacat
yang harus disembunyikan

kubaca koran
kucari apa yang tidak tertulis
kutonton televisi
kulihat apa yang tidak diperlihatkan

kukibas-kibaskan pidatomu itu
dalam kepalaku hingga rontok
maka terang benderanglah

ucapan penguasa selalu dibenarkan
laras senapan!
tapi dengarlah
aku tak akan minta ampun
pada kemerdekaan ini