Bukan Kata Baru – Puisi Karya Wiji Thukul

Diposting pada

Tim indoSastra Pencari Karya Sastra yang Menakjubkan, Mengharukan, dan Tulus

Sastra angkatan reformasi, bentuk: puisi

Karya: Widji Thukul

Puisi ini bercerita tentang kapitalis, tentang bagaimana kehidupan seorang buruh yang diperas oleh pengusaha dan penguasa.

Ketika mereka menyuarakan kata hati, maka aparat militer membungkam mereka dengan senjata dan keroyokan.

Ah, pesan yang tulus namun dibalas dengan kekerasan dan kepahitan.

Dari buku: Aku Ingin Jadi Peluru

Waktu penulisan: 9 Mei 1992

ada kata baru kapitalis, baru? Ah tidak, tidak
sudah lama kita dihisap
bukan kata baru, bukan

kita dibayar murah
sudah lama, sudah lama

sudah lama kita saksikan
buruh mogok dia telpon kodim, pangdam
datang senjata sebataliyon

kita dibungkam
tapi tidak, tidak
dia belum hilang kapitalis

dia terus makan
tetes ya tetes tetes keringat kita
dia terus makan

sekarang rasakan kembali jantung
yang gelisah memukul-mukul marah
karena darah dan otak jalan

kapitalis
dia hidup
bahkan berhadap-hadapan

kau aku buruh mereka kapitalis
sama-sama hidup
bertarung
ya, bertarung

sama-sama?
tidak, tidak bisa
kita tidak bisa bersama-sama
sudah lama ya sejak mula

kau aku tahu
berapa harga lengan dan otot kau aku
kau tahu berapa upahmu

kau tahu
jika mesin-mesin berhenti
kau tahu berapa harga tenagamu

mogoklah
maka kau akan melihat
dunia mereka
jembatan ke dunia baru
dunia baru ya dunia baru