Berikut adalah cerita humor nan lucu yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, yang terdapat di desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten kota, dan provinsi yang ada di negara kita.
Di suatu pagi yang cerah di Kota Palembang, di mana warga sering berkumpul di Pasar 16 Ilir untuk membeli segala macam kebutuhan rumah tangga mereka, terjadi kejadian tak terduga yang membuat seluruh kota tertawa terbahak-bahak.
Tiba-tiba, seorang pedagang pempek bernama Pak Slamet mulai berteriak-teriak di pasar, “Pempek terbang! Pempek terbang!” sambil menunjuk ke arah langit.
Orang-orang yang sedang sibuk berbelanja segera melihat ke atas dan benar saja, sehelai pempek besar sedang melayang-layang di udara!
Rupanya, pempek tersebut terlempar dari gerobak Pak Slamet dan terbang menjauh akibat sebuah petasan yang tak sengaja meledak.
Para warga yang tadinya serius berbelanja pun beralih fokus ke pempek terbang itu, tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Tak berselang lama, berita tentang pempek terbang pun menyebar dengan cepat ke seluruh kota. Bahkan, Pak Tarno, penjual martabak yang setia berjualan di dekat Monpera, ikut-ikutan berteriak, “Martabak udara! Martabak udara!” sambil melemparkan sepotong martabak ke atas langit.
Namun sayangnya, martabaknya jatuh dan mengenai kepala seorang lelaki yang sedang lewat, membuat suasana semakin kacau.
Tak ingin kalah, Mbak Siti, pemilik warung mie ayam di kawasan Jakabaring, juga ikut-ikutan, “Mie ayam terbang! Mie ayam terbang!” sambil mengayunkan mangkuk mie ayam ke udara.
Namun, sayangnya lagi, mangkuknya justru terlempar ke arah mobil polisi yang sedang lewat, dan mereka pun berhenti sejenak untuk melihat apa yang terjadi.
Kegaduhan semakin menjadi-jadi ketika seorang anak kecil yang sedang bermain di tepi Sungai Musi menemukan sebuah bungkusan besar yang melayang di atas air.
“Ayam goreng terapung! Ayam goreng terapung!” teriaknya sembari memperlihatkan temuannya kepada teman-temannya.
Namun, begitu mereka membuka bungkusan itu, yang ada di dalamnya bukan ayam goreng, melainkan… sebuah topeng monyet! Sungguh sebuah kejutan yang tak terduga!
Kejadian-kejadian aneh tersebut terus terjadi hingga sore hari. Kota Palembang menjadi sorotan karena makanan-makanan yang tiba-tiba terbang ke udara.
Para warga yang awalnya bingung dan khawatir, akhirnya malah menikmati kejadian lucu ini. Mereka berbondong-bondong berkumpul di sekitar alun-alun kota untuk menyaksikan fenomena unik ini.
Tak ingin kalah dengan ramainya pasar tradisional, para pedagang makanan mulai berinovasi dengan menciptakan makanan-makanan ‘terbang’ yang disajikan dengan pernak-pernik khusus.
Pak Slamet mengembangkan pempek khusus yang dilengkapi dengan sayap kecil agar bisa terbang lebih jauh, sedangkan Pak Tarno mencoba membuat martabak yang ringan sehingga bisa melayang lebih lama di udara.
Tentu saja, kejadian ini juga menarik perhatian media. Berita tentang makanan terbang di Palembang menjadi viral di seluruh Indonesia.
Bahkan, beberapa turis dari luar kota pun datang ke Palembang hanya untuk menyaksikan fenomena ini.
Namun, di balik kegembiraan dan kekonyolan, misteri makanan terbang ini akhirnya terpecahkan pada malam hari.
Ternyata, di belakang pasar, ada seorang anak kecil bernama Joko yang memainkan mainan pesawat remote control yang ukurannya kebetulan mirip dengan makanan-makanan yang terbang tadi siang.
Joko tersenyum kaku ketika dia ditangkap oleh polisi, mengaku bahwa dia hanya iseng ingin membuat kejutan untuk warga Palembang.
Dengan penemuan ini, kehidupan kembali normal di Kota Palembang. Namun, kejadian makanan terbang tersebut tetap menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi semua orang.
Setiap kali mereka berkumpul di Pasar 16 Ilir atau di sekitar Monpera, cerita tentang pempek, martabak, dan mie ayam terbang selalu mengundang gelak tawa.
Sesekali, seseorang mungkin saja melemparkan makanan ke udara hanya untuk bercanda, tapi tentu saja, mereka selalu berhati-hati agar tidak mengulangi kekacauan yang sama seperti sebelumnya.
Demikianlah cerita lucu ini disampaikan, semoga menghibur.