Tim indoSastra Pencari Karya Sastra Berharga
Sastra angkatan 1980-an, bentuk: puisi
Karya: Emha Ainun Nadjib
Ini adalah salah satu puisi dengan semilir kata yang sangat kaya makna dan luhur nya keindahan amanat di dalamnya
Dari buku: Seribu Mesjid Satu Jumlahnya: Tahajjud Cinta Seorang Hamba
Waktu penulisan: tahun 1987
—
Dzu Walayah membawaku mengembara
Telah berulangkali kukunjungi tempat-tempat itu,
namun bersamanya menjadi berubah cara berjalanku serta menjelma baru mata-pandangku
Kuajukan kepadanya beribu-ribu pertanyaan seperti Ibrahim menggalah beribu-ribu bintang,
kureguk jawaban-jawabannya yang mesra bagai anak kambing menyusu puting induknya
Namun, tentang satu hal,
Dzu Walayah selalu menghindar,
ialah tentang wihdatul wujud,
Allah dengan hambaNya manunggal
Tatkala kami duduk-duduk istirah di tepian pantai, ia meminta:
“Ambil seciduk dua ciduk air samudera untukmu, sisakan ombaknya berikan kepadaku”
Ketika di malam hari aku merasa kedinginan oleh hembusan angin yang amat kencang,
ia lepaskan kain sarungnya dan berkata:
“Pakailah ini untuk selimutmu, tapi helai-helai benangnya biarlah untukku.”
Dan ketika di lapangan pojok dusun itu bersama-sama kami menyaksikan acara tayuban yang riuh rendah oleh musik,
teriakan dan birahi, Dzu Walayah menggamit pundakku:
“Pergilah ambil penari itu untukmu, tapi terlebih dahulu berikan kepadaku tariannya.”