Festival Musikalisasi Puisi “Nada Tanah Timur”, Mempesona! Kamis, 6 November 2025 di Kota Ambon, Maluku

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Rangkuman Berita Viral (3 Peristiwa)

Aspek Jurnalistik (5W+1H) Rincian Peristiwa 1: Festival Musikalisasi Puisi Rincian Peristiwa 2: Penerbitan Antologi Papua Merdeka Berkata Rincian Peristiwa 3: Diskusi Sastra dan Konflik Sosial
What (Apa) Festival yang menampilkan musikalisasi puisi dari penyair Maluku dan Papua, dengan iringan musik Tifa dan Totobuang. Peluncuran buku antologi puisi dan prosa yang ditulis oleh penulis Papua, membahas isu tanah dan identitas. Diskusi publik tentang bagaimana sastra dapat merekam dan menyembuhkan trauma akibat konflik sosial di Maluku dan Papua.
Who (Siapa) Seniman musik, Penyair Muda Ambon, dan Musisi Tradisional Papua. Penulis muda Papua, penerbit independen, dan Tokoh Pemuda. Psikolog, Budayawan, dan Sastrawan Lintas Pulau.
Where (Di Mana) Lapangan Terbuka, Kawasan Pantai Tapal Kuda Ambon. Toko Buku dan Galeri Seni, Kota Jayapura (via konferensi video). Aula Kampus Universitas Pattimura.
When (Kapan) Pukul 19.00 WIT, Kamis, 6 November 2025. Pukul 15.00 WIT, Kamis, 6 November 2025. Pagi hingga siang, Kamis, 6 November 2025.
Why (Mengapa) Menggunakan musik sebagai jembatan untuk menyampaikan pesan sastra Maluku dan Papua yang kaya dan sering terpinggirkan. Memberikan panggung bagi suara-suara sastrawan Papua yang berani dan membahas isu-isu sensitif terkait tanah dan hak asasi. Menekankan peran sastra sebagai terapi sosial dan medium perdamaian.
How (Bagaimana) Puisi dibawakan dengan aransemen yang kaya, menggabungkan alat musik tradisional dan gitar akustik. Peluncuran disertai pembacaan puisi yang emosional oleh penulis asli. Diskusi menekankan pentingnya healing through storytelling dan narasi dari korban.
SEO Keywords Sastra Maluku, Puisi Papua, Musikalisasi Nada Timur, Sastra Trauma Healing, Festival Ambon.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra

Tujuan Utama: Menghadirkan sastra sebagai suara dan rekaman sejarah konflik serta alat healing kolektif di Maluku dan Papua, melalui perpaduan seni yang kuat (musik dan puisi).

Manfaat Kegiatan:

  • Media Rekonsiliasi: Sastra menjadi wadah aman untuk menyuarakan trauma dan harapan pasca-konflik.
  • Pemberdayaan Penulis: Memberikan platform bagi sastrawan Maluku dan Papua untuk menerbitkan dan mendistribusikan karya mereka secara nasional.
  • Apresiasi Etnik: Mempopulerkan kekayaan musik dan budaya tradisional kedua pulau.

Karya Sastra yang Ditampilkan

Judul Puisi: “Lagu Untuk Tanah Yang Berteriak”

(Karya Representatif)

Di mana Tifa dipukul, di situ kami berpuisi.

Di mana cengkeh gugur, di situ kami menulis rindu.

Tanah Timur ini tidak pernah diam, ia bernyanyi

dengan suara hutan yang ditebang, dengan air mata

yang asin seperti laut Banda.

Dengarkan baik-baik, puisi kami adalah peta menuju pulang.

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.