Jelajah Literasi di Suaka Paruh Bengkok, Mempesona! Sabtu, 1 November 2025 di Tidore Kepulauan, Maluku Utara

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Tren Hari Ini: Sastra dan literasi yang berkolaborasi dengan isu konservasi alam menjadi fenomena unik dan viral. Kegiatan outdoor ini berhasil mencuri perhatian karena menyandingkan keindahan satwa endemik dengan proses kreatif menulis.

Elemen Jurnalistik Keterangan (5W+1H)
What (Apa) Jelajah Literasi 2025: “Praktik Menulis Karya Sastra di Alam Bebas dengan Identitas Khas Maluku Utara”.
When (Kapan) Berlangsung Januari lalu, namun dokumentasi hasil karya dan cerita dari peserta baru-baru ini dibagikan ulang secara viral, hingga hari ini, Sabtu, 1 November 2025.
Where (Di Mana) Suaka Paruh Bengkok Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Desa Koli, Tidore Kepulauan.
Who (Siapa) Taman Baca Masyarakat (TBM) Masure, dokter hewan TN Aketajawe Lolobata, dan 20 anak-anak SD-SMP.
Why (Mengapa) Menggiatkan dunia literasi di Maluku Utara melalui pengalaman unik di alam, sekaligus menanamkan kesadaran konservasi satwa endemik seperti Kakatua Putih dan Nuri Ternate.
How (Bagaimana) Peserta diajak berkeliling melihat satwa, mendapat penjelasan tentang kondisi satwa di Suaka, lalu langsung praktik menulis cerpen atau puisi di gazebo terbuka.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra:

Tujuan utamanya adalah Sastra Berbasis Konservasi dan Sense of Place. Manfaat yang didapat:

  1. Keterampilan Menulis Deskriptif: Melatih anak-anak menulis dengan pengamatan langsung terhadap objek (satwa liar dan alam), meningkatkan kualitas deskripsi dalam karya.
  2. Edukasi Lingkungan: Menyentuh hati melalui sastra untuk menumbuhkan empati terhadap satwa yang mengalami gangguan jiwa atau kebutaan akibat perlakuan buruk manusia.
  3. Identitas Lokal: Memperkuat identitas sastra dengan mengangkat kekayaan flora dan fauna khas Maluku Utara.

Karya Sastra yang Ditampilkan:

Karya yang menjadi viral adalah Cerpen Anak berjudul “Sayap Kakatua yang Patah” yang mengisahkan seekor kakatua putih yang depresi karena dikurung di kandang sempit, serta Puisi tentang keindahan Nuri Ternate.

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.