Peluncuran Film Dokumenter “Daba”, Menawan! Sabtu, 1 November 2025 di Kupang, Nusa Tenggara Timur

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Tren Hari Ini: Sastra yang berkolaborasi dengan medium film dokumenter menjadi viral, terutama ketika mengangkat ritus inisiasi lokal yang langka dan otentik, memicu diskusi tentang peran sastra dalam merekam etnografi budaya.

Elemen Jurnalistik Keterangan (5W+1H)
What (Apa) Festival Sastra Santarang V (FSS V), dengan puncak acara berupa peluncuran film dokumenter berbasis sastra, “Daba”.
When (Kapan) Film dokumenter diluncurkan pada acara Festival Sastra Santarang V, yang resonansinya masih terasa hingga hari ini, Sabtu, 1 November 2025.
Where (Di Mana) Aula Diskominfo Provinsi NTT, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Who (Siapa) Komunitas Sastra Dusun Flobamora, sastrawan lokal, dan pegiat literasi.
Why (Mengapa) Untuk merayakan literasi dan mengangkat tradisi serta kearifan lokal NTT (khususnya Pulau Sabu) melalui medium visual dan sastra.
How (Bagaimana) Mengemas ritus inisiasi anak Jingitiu di Desa Pedarro, Pulau Sabu, menjadi sebuah film dokumenter yang kuat narasinya, didukung oleh pementasan karya sastra.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra: Tujuan utamanya adalah Etnografi dan Dokumentasi Sastra Visual. Manfaat yang didapat:

  1. Perekaman Budaya: Menyediakan arsip visual-sastra yang kuat tentang ritus inisiasi (tradisi Daba) yang terancam punah di Pulau Sabu.
  2. Eksplorasi Format: Menunjukkan bahwa sastra tidak hanya terbatas pada teks, tetapi dapat bertransformasi menjadi naskah film dokumenter yang memiliki nilai artistik tinggi.
  3. Promosi Daerah: Membuka pandangan nasional dan internasional terhadap kekayaan budaya sastra lisan di NTT.

Karya Sastra yang Ditampilkan: Karya sastra yang menonjol adalah Narasi dan Skrip Film “Daba”, yang didasarkan pada riset mendalam terhadap Puisi Lisan (mantra/doa) yang digunakan dalam ritus inisiasi Jingitiu. Selain itu, dipentaskan juga Puisi-puisi berbahasa Dawan dan terjemahannya.

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.