Ramadhan K.H. (Sastrawan dan Pujangga)

Diposting pada

Tim indoSastra

Ramadhan K.H. dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1950 – 1960-an

Sastrawan handal ini lahir pada tanggal 16 Maret 1927 di Bandung, Jawa Barat.

Yang kita ketahui namanya disingkat saja yaitu Ramadhan K.H. , tapi nama lengkap beliau adalah Ramadan Karta Hadimadja.

Sementara panggilan akrab sastrawan ini adalah Kang Atun.

Dari nama beliau “Ramadan Karta Hadimadja”, kita jadi ingat sebuah nama yang hampir mirip yaitu “Aoh Karta Hadimadja”, yang kebetulan sama-sama sastrawan.

Mari kita telusuri ada apa dibalik kemiripan nama tersebut. Berikut adalah cerita silsilahnya.

Ramadhan K.H. adalah anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Ayahnya, Rd. Edjeh Kartahadimadja, adalah seorang patih Kabupaten Bandung pada masa kekuasaan Hindia Belanda.

Ia dilahirkan dari perkawinan ayahnya dengan ibu Saidah.

Dari istri pertama ayahnya Rd. Djuwariah binti Martalogawa lahir anak bernama Aoh Karta Hadimadja yang juga merupakan seorang penyair dan novelis.

Jadi Ramadhan K.H. dan Aoh Karta Hadimadja adalah saudara kandung seayah.

Waktu Ramadan masih bayi dan umur belum cukup tiga bulan, ayahnya terpikat perempuan lain dan menceraikan Saidah yang langsung dikembalikan ke kampung.

Pengalaman pahit ini membuat ia dekat dengan sosok ibu dan menghayati derita kaum perempuan.

Pendidikan Ramadhan K.H cukup banyak, dia pernah tercatat sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), juga tercatat sebagai mahasiswa Akademi Dinas Luar Negeri di Jakarta, kedua-duanya tidak tamat.

Pengalaman kerja sastrawan ini adalah pernah bekerja selama 13 tahun sebagai wartawan Antara.

Tapi kemudian dia minta berhenti karena tak tahan melihat merajalelanya korupsi waktu itu.

Dia juga pernah bertugas sebagai Redaktur Majalah Kisah, Redaktur Mingguan Siasat dan Redaktur Mingguan Siasat Baru.

Selain itu,  Ramadan K.H juga terkenal sebagai penulis yang kreatif dan produktif.

Ia banyak menulis puisi, cerpen, novel, biografi, dan menerjemahkan serta menyunting.

Pada usia 79 tahun, atau pada tanggal 16 Maret 2006, sastrawan handal ini meninggal dunia di Cape Town, Afrika Selatan.

Setelah lama dirawat dan menderita kanker prostat selama ±3 bulan.

Karya-karya Ramadhan K.H.

  1. Priangan si Djelita: kumpulan sandjak (1956)
  2. Kuantar ke Gerbang: kisah cinta kisah cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno (1981)
  3. Gelombang hidupku: Dewi Dja dari Dardanella (1982)
  4. Soeharto pikiran, ucapan, dan tindakan saya: otobiografi (1988)
  5. A.E. Kawilarang – untuk Sang Merah Putih: pengalaman, 1942- 1961 (1988)
  6. Bang Ali demi Jakarta (1966-1977): memoar (1992)
  7. Hoegeng, polisi idaman dan kenyataan: sebuah autobiografi (ditulis bersama dengan Abrar Yusra) (1993)
  8. Soemitro, mantan Pangkopkamtib: dari Pangdam Mulawarman sampai Pangkopkamtib (1994)
  9. Gobel, pelopor industri elektronika Indonesia dengan falsafah usaha pohon pisang (1994)
  10. Sjamaun Gaharu, cuplikan perjuangan di daerah modal: sebuah autobiografi (ditulis bersama dengan Hamid Jabbar, Sjamaun Gaharu) (1995)
  11. D.I. Pandjaitan, pahlawan revolusi gugur dalam seragam kebesaran: biografi (ditulis bersama dengan Sugiarta Sriwibawa) (1997)
  12. Demi bangsa – liku-liku pengabdian Prof. Dr. Midian Sirait: dari guru SR Porsea sampai Guru Besar ITB (ditulis bersama dengan Sugiarta Sriwibawa) (1999)
  13. H. Priyatna Abdurrasyid – dari Cilampeni ke New York: mengikuti hati nurani (2001)
  14. H. Djaelani Hidajat – dari tukang sortir pos sampai menteri: sebuah otobiografi (ditulis bersama dengan Tatang Sumarsono) (2002)
  15. Pergulatan tanpa henti – Adnan Buyung Nasution (dibantu dituliskan oleh Ramadan K.H. dan Nina Pane) (2004)
  16. Rojan revolusi (Novel, 1971)
  17. Kemelut hidup (Novel, 1977)
  18. Keluarga Permana (Novel, 1978)
  19. Ladang Perminus (Novel, 1990)
  20. Am Rande des Reisfelds: zweisprachige Anthologie moderner indonesischer Lyrik / herausgegeben von Berthold Damshäuser und Ramadan K.H. aus dem indonesischen übersetzt von Berthold Damshäuser = Pinggir sawah : antologi dwibahasa puisi Indonesia modern / disunting bersama dengan Berthold Damshäuser, diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Berthold Damshäuser (Puisi, 1990)
  21. Gebt mir Indonesien zurück! – Anthologie moderner indonesischer Lyrik / herausgegeben von Berthold Damshäuser und Ramadan K.H.; aus dem Indonesischen übersetzt von Berthold Damshäuser, mit einem Vorwort von Berthold Damshäuser (Puisi, 1994)
  22. Jakarta & Berlin dalam cermin puisi: antologi dwibahasa dengan puisi mengenai Jakarta dan Berlin (Puisi, 2002)
  23. Antologie Bilingue de la Poesie Indonesienne Contemporaine: antologi puisi dwibahasa Indonesia-Prancis (Puisi, )
  24. Terjemahan untuk: Yerma: drama tragis dalam tiga babak dan enam adegan oleh Federico García Lorca (1956)
  25. Terjemahan untuk: Romansa Kaum Gitana oleh Federico García Lorca (1973)
  26. Terjemahan untuk: Rumah Bernarda Alba oleh Federico García Lorca (1957)
  27. Bola Kerandjang – liputan Olimpiade Helsinki (1952) – bukunya yang pertama
  28. Syair Himne Asian Games Jakarta (1963)
  29. Menguak duniaku – kisah sejati kelainan seksual (ditulis bersama dengan R. Prie Prawirakusumah) (1988)
  30. Amatan para ahli Jerman tentang Indonesia, disunting bersama dengan Berthold Damshäuser (1992)
  31. Rantau dan renungan: budayawan Indonesia tentang pengalamannya di Perancis (1992)
  32. Transmigrasi: harapan dan tantangan (1993)
  33. Dari monopoli menuju kompetisi: 50 tahun telekomunikasi Indonesia sejarah dan kiat manajemen Telkom (ditulis bersama dengan Sugiarta Sriwibawa, Abrar Yusra) (1994)
  34. Mochtar Lubis bicara lurus: menjawab pertanyaan wartawan (1995)
  35. Pers bertanya, Bang Ali menjawab (1995)
  36. Rantau dan Renungan I: budayawan Indonesia tentang pengalamannya di Perancis (penyunting bersama dengan Jean Couteau, Henri Chambert-Loir) (1999)
  37. Kita banyak berdusta – wawancara pers dan tulisan Laksamana Sukardi (penyunting bersama dengan Endo Senggono) (2000)
  38. Peran historis Kosgoro (ditulis bersama dengan Sugiarta Sriwibawa) (2000)

Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat.