Festival Sastra Santarang (FSS) 2025 Merayakan Harapan di Balik Bencana NTT, Mempesona! Selasa, 21 Oktober 2025 di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra: Tujuannya adalah menggunakan sastra sebagai alat refleksi, terapi, dan media untuk menyuarakan harapan serta mengadvokasi isu-isu kemanusiaan pasca-bencana. Manfaatnya adalah memberikan dukungan psikososial kepada masyarakat, mendokumentasikan memori kolektif bencana melalui seni, dan memperkuat solidaritas antarkomunitas sastra.

Rangkuman 3 Peristiwa & Berita Populer (5W+1H)

1. Diskusi “Sastra dan Bencana”: Merayakan Harapan di Balik Musibah NTT

  • What (Apa): Diskusi utama Festival Sastra Santarang (FSS) 2025 yang berfokus pada tema “Sastra dan Bencana”.
  • Who (Siapa): Komunitas Sastra Dusun Flobamora dan akademisi/penulis yang memiliki pengalaman di NTT.
  • When (Kapan): Ulasan dari hari kedua FSS yang masih trending pada Selasa, 21 Oktober 2025.
  • Where (Di mana): Aula Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kota Kupang.
  • Why (Mengapa): Sastra dijadikan ruang untuk memproses trauma dan merefleksikan daya tahan masyarakat pasca-bencana alam.
  • How (Bagaimana): Diskusi buku yang memperdalam tema tersebut, diikuti dengan pembacaan puisi yang bertema kebangkitan. SEO Keywords: Festival Sastra Santarang Kupang Viral, Sastra dan Bencana NTT, Flobamora Literasi Terkini

2. Pameran Arsip 15 Tahun Jejak Sastra Dusun Flobamora

  • What (Apa): Rencana pameran arsip yang merefleksikan perjalanan Komunitas Sastra Dusun Flobamora selama 15 tahun.
  • Who (Siapa): Komunitas Dusun Flobamora.
  • When (Kapan): Pengumuman pameran ini menarik perhatian pada Selasa, 21 Oktober 2025, sebagai janji untuk tahun mendatang.
  • Where (Di mana): Kota Kupang.
  • Why (Mengapa): Menjadi bukti nyata kontribusi sastra bagi masyarakat NTT dan sebagai dokumentasi sejarah literasi lokal.
  • How (Bagaimana): Menampilkan manuskrip, foto, dan artefak dari kegiatan sastra komunitas.

3. Pertunjukan Teater “Seni Mengatur Nada Hidup Bersama”

  • What (Apa): Pementasan teater yang diadaptasi dari prosa dan puisi lokal.
  • Who (Siapa): Kelompok teater independen dari NTT.
  • When (Kapan): Dilaksanakan dalam rangkaian festival.
  • Where (Di mana): GOR Futsal Kupang.
  • Why (Mengapa): Mengajak masyarakat merayakan kebersamaan dan merawat kehidupan setelah masa-masa sulit.
  • How (Bagaimana): Pertunjukan seni yang eksplosif dan menyentuh sisi emosional penonton.

Karya Sastra yang Ditampilkan:

Prosa Liris (Refleksi Bencana): “Laut yang Menggigil” (Karya fiktif, terinspirasi dari Badai Seroja) Setelah laut menelan segalanya, yang tersisa hanyalah kata-kata. Kota kami dibasuh garam dan duka. Namun, di antara reruntuhan, kami temukan kembali aksara lama yang tertulis di batu: Flobamora, kami kuat. Kami bukan hanya sisa, kami adalah permulaan yang baru.

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.