Gelar Lokakarya Sastra Bahari Melayu di Pulau Penyengat, Menawan! Rabu 22 Oktober 2025 di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Rangkuman Berita Populer Sastra:

1. Lokakarya Sastra Bahari Melayu di Pulau Bersejarah

  • What (Apa): Lokakarya penulisan fiksi dan puisi dengan tema Sastra Bahari Melayu, diselenggarakan di Pulau Penyengat.
  • Why (Mengapa): Pulau Penyengat adalah situs bersejarah sastra Melayu klasik (Raja Ali Haji). Kegiatan ini viral karena menarik penulis dari berbagai pulau untuk kembali ke akar sastra Melayu, yang kaya dengan hikayat dan pantun.
  • When (Kapan): Hari ini, Rabu 22 Oktober 2025.
  • Where (Di mana): Balai Adat dan Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang.
  • Who (Siapa): Penulis Kepulauan Riau, dosen sastra Melayu, dan budayawan setempat.
  • How (Bagaimana): Lokakarya berfokus pada teknik menulis pantun dan gurindam kontemporer yang tetap menjunjung tinggi kaidah Melayu, menjadikannya unik dan menarik bagi generasi muda.

2. Peluncuran Antologi Puisi Lintas Provinsi (Bangka dan Riau)

  • What: Peluncuran buku antologi puisi yang berisikan karya-karya penyair dari Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.
  • Detail: Kegiatan ini menjadi simbol kolaborasi sastra antar-pulau, menunjukkan kekayaan dialek dan perspektif bahari yang berbeda dari dua provinsi serumpun.

3. Sastra Lisan dalam Peringatan Hari Santri di Lingga

  • What: Pertunjukan sastra lisan (mendongeng dan pembacaan naskah kuno keagamaan) sebagai bagian dari peringatan Hari Santri di Kabupaten Lingga.
  • Detail: Sastra lisan ini berperan penting dalam menyampaikan pesan-pesan agama dan moral dengan cara yang menghibur dan mudah dipahami.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra: Tujuannya adalah revitalisasi sastra Melayu klasik dan pengembangan sastra bahari modern. Manfaatnya adalah melestarikan warisan budaya tak benda, terutama sastra di Pulau Penyengat, serta menciptakan identitas sastra regional yang kuat berbasis maritim.

Karya Sastra yang Ditampilkan:

  • Pantun: “Gurindam Laut Biru” (Pantun Baru):
    • Jika kapal berlayar ke Selat, Hati-hati badai kan datang cepat.
    • Jika menulis hendaklah berilmu, Supaya Melayu tetap berpadu.

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.