Sastra dalam Berita
Rangkuman Berita Viral (3 Peristiwa)
| Aspek Jurnalistik (5W+1H) | Rincian Peristiwa 1: Pembacaan Puisi Isu Lingkungan | Rincian Peristiwa 2: Diskusi Konservasi dan Sastra | Rincian Peristiwa 3: Pameran Foto Sastra Hutan |
| What (Apa) | Pembacaan puisi bertema lingkungan, deforestasi, dan kearifan lokal Dayak, berjudul “Hutan Kata”. | Diskusi panel antara aktivis lingkungan, budayawan, dan penyair mengenai peran sastra dalam konservasi alam. | Pameran yang menampilkan foto-foto keindahan alam Kalimantan yang dipadukan dengan kutipan puisi para penyair. |
| Who (Siapa) | Komunitas Sastra Lingkungan dan Penyair dari berbagai etnis Dayak. | Diikuti oleh LSM Lingkungan, Dosen Lingkungan UPR, dan mahasiswa. | Seniman fotografi kolaborasi dengan penyair. |
| Where (Di Mana) | Pinggir Sungai Kahayan, Palangkaraya. | Aula Pertemuan Balai Konservasi Alam. | Taman Kota Palangkaraya. |
| When (Kapan) | Pukul 17.00 WIB (menjelang senja), Kamis, 6 November 2025. | Pukul 09.00 WIB, Kamis, 6 November 2025. | Berlangsung sepanjang hari hingga malam, Kamis, 6 November 2025. |
| Why (Mengapa) | Menarik perhatian publik terhadap masalah kerusakan hutan dan asap melalui kekuatan emosional puisi. | Mencari solusi dan strategi komunikasi konservasi yang efektif melalui sastra. | Memberikan visualisasi dan konteks pada isu lingkungan yang disuarakan sastra. |
| How (Bagaimana) | Puisi dibacakan dengan iringan musik sape dan alat musik tradisional Dayak lainnya. | Diskusi interaktif dengan sesi tanya jawab, hasil diskusi akan dirumuskan menjadi rekomendasi kebijakan. | Pengunjung diminta menulis puisi singkat merespons foto yang mereka lihat. |
| SEO Keywords | Sastra Lingkungan, Puisi Kalimantan, Konservasi Alam, Budaya Dayak, Hutan Kata. |
Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra
Tujuan Utama: Menggunakan Sastra sebagai alat advokasi untuk konservasi alam Kalimantan, khususnya isu deforestasi dan perubahan iklim, serta mengangkat kearifan lokal Dayak.
Manfaat Kegiatan:
- Advokasi: Memberikan suara yang kuat dan artistik pada isu-isu lingkungan yang sering kali kering.
- Pelestarian Budaya: Memperkenalkan dan melestarikan alat musik dan bahasa daerah Dayak melalui pementasan.
- Kesadaran Publik: Mendorong masyarakat untuk lebih peka dan terlibat dalam menjaga hutan.
Karya Sastra yang Ditampilkan
Judul Puisi: “Sajak Rintihan Rungan”
(Karya Representatif)
Rungan, kau adalah ibu yang letih.
Air matamu keruh, memeluk lumpur merah.
Di mana lagi pohon-pohon akan bersujud?
Kami merangkai kata-kata dari daun yang jatuh,
dari api yang menyala tanpa kehendak.
Sebab di sini, di rimba raya ini,
setiap kata adalah doa, setiap puisi adalah protes.
Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.

