Sastra dalam Berita
Rangkuman Berita Viral (3 Peristiwa)
| Aspek Jurnalistik (5W+1H) | Rincian Peristiwa 1: Festival Monolog Kontemporer | Rincian Peristiwa 2: Workshop Penulisan Naskah Drama Pendek | Rincian Peristiwa 3: Pameran Instalasi Puisi |
| What (Apa) | Festival yang menampilkan 7 monolog baru dari penulis dan aktor lokal, mengangkat isu modern Bali. | Pelatihan singkat tentang teknik penulisan naskah monolog dan dialog yang kuat. | Pameran seni instalasi yang menggabungkan ukiran kayu dengan teks-teks puisi kontemporer. |
| Who (Siapa) | Seniman Teater Muda Bali dan Komunitas Sastra Panggung. | Diampu oleh Dramawan Senior dan Sutradara Teater. | Seniman rupa kolaborasi dengan penyair. |
| Where (Di Mana) | Taman Budaya Bali (Art Center). | Sanggar Seni Lokal di kawasan Ubud. | Ruang Pameran Seni Kontemporer Kota Denpasar. |
| When (Kapan) | Pukul 20.00 WITA, Kamis, 6 November 2025. | Pagi hingga siang, Kamis, 6 November 2025. | Dibuka pada malam hari, Kamis, 6 November 2025. |
| Why (Mengapa) | Menjadi wadah eksperimen bentuk teater baru yang menyuarakan kritik sosial dan isu lingkungan di Bali. | Memperkuat regenerasi penulis naskah drama di Bali. | Menjembatani seni rupa dan sastra, menciptakan apresiasi seni yang multidimensi. |
| How (Bagaimana) | Monolog dibawakan dengan tata cahaya minimalis, menekankan pada kekuatan verbal dan ekspresi. | Peserta dibimbing langsung untuk menghasilkan satu draft naskah monolog. | Karya sastra disajikan bukan di atas kertas, melainkan di media tiga dimensi yang bisa disentuh publik. |
| SEO Keywords | Sastra Bali, Festival Monolog, Teater Kontemporer, Seni Denpasar, Jagat Sastra. |
Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra
Tujuan Utama: Menciptakan ruang bagi sastra lisan (pertunjukan) untuk mengkritisi isu-isu modern Bali (seperti pariwisata berlebihan, komersialisasi budaya) dan mendorong munculnya dramawan muda.
Manfaat Kegiatan:
- Kritik Sosial: Menyajikan isu-isu sensitif secara artistik dan membuka dialog publik.
- Pembaruan Bentuk: Mendorong eksperimen sastra di luar puisi dan prosa, yaitu pada naskah drama dan monolog.
- Kolaborasi Seni: Menguatkan jejaring antara sastrawan, aktor, seniman rupa, dan desainer panggung.
Karya Sastra yang Ditampilkan
Kutipan Monolog: “Patung Itu Menangis”
(Karya Representatif)
Aku berdiri di simpang jalan, telanjang, terukir indah. Ribuan foto mengambil cahayaku setiap hari. Mereka memuji keindahan purbaku, tapi tidak ada yang bertanya: apakah aku punya jiwa? Kurban yang diminta zaman modern ini bukanlah sesajen, tapi diamku. Dan aku, Patung, hanya bisa menangis melalui pantulan lampu neon.
Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.

