Sastra dalam Berita
Rangkuman Berita Viral (3 Peristiwa)
| Aspek Jurnalistik (5W+1H) | Rincian Peristiwa 1: Deklamasi Puisi Tema Maritim | Rincian Peristiwa 2: Diskusi Prosa Lintas Selat | Rincian Peristiwa 3: Peluncuran Cerpen Etnis Tionghoa |
| What (Apa) | Malam deklamasi puisi “Lautan Aksara” yang mengedepankan kekayaan laut, kepulauan, dan sejarah Melayu. | Diskusi yang melibatkan sastrawan dari Kepri dan Bangka Belitung, membahas narasi post-kolonial di kepulauan. | Peluncuran buku cerpen yang fokus pada kehidupan dan akulturasi budaya etnis Tionghoa di Belitung. |
| Who (Siapa) | Penyair dari Kepri, mahasiswa, dan Komunitas Melayu Puisi. | Dua sastrawan kunci dari kedua provinsi dan kritikus sastra. | Penulis muda Belitung dan tokoh adat lokal. |
| Where (Di Mana) | Tepi Pantai Melayu, Tanjungpinang. | Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri. | Kafe Buku, Kota Tanjungpandan, Bangka Belitung (via daring). |
| When (Kapan) | Pukul 19.00 WIB, Kamis, 6 November 2025. | Siang hari, Kamis, 6 November 2025. | Sore hari, Kamis, 6 November 2025. |
| Why (Mengapa) | Menghidupkan kembali sastra yang berakar pada budaya maritim dan kejayaan kerajaan Melayu. | Memperkuat ikatan sastra antara dua provinsi kepulauan dan memperkaya perspektif naratif. | Mengangkat keragaman multikultural melalui sastra dan menceritakan sisi humanis di kawasan tambang/perdagangan. |
| How (Bagaimana) | Puisi dibacakan dengan latar belakang suara ombak, diiringi instrumen akordeon dan gambus. | Diskusi menekankan perbandingan tema dan gaya bahasa antara sastrawan Bangka dan Kepri. | Dilakukan secara hibrida, dengan pembacaan cerpen oleh narator. |
| SEO Keywords | Sastra Maritim, Puisi Kepri, Lautan Aksara, Budaya Melayu, Sastra Bangka Belitung. |
Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra
Tujuan Utama: Menegaskan identitas sastra Melayu-Maritim di Kepulauan Riau dan Bangka Belitung, serta memperkuat narasi multikultural di kedua provinsi.
Manfaat Kegiatan:
- Identitas Regional: Mengembalikan fokus sastra pada kekayaan bahari dan sejarah pelabuhan/kerajaan.
- Akulturasi: Mendorong penulis mengangkat isu keberagaman etnis sebagai tema sentral.
- Jejaring: Menciptakan kolaborasi sastra yang kuat di antara dua provinsi kepulauan yang terpisah selat.
Karya Sastra yang Ditampilkan
Judul Puisi: “Pelabuhan Tak Bertuan”
(Karya Representatif)
Di mana kapalmu berlayar, Laksamana?
Hanya ada air yang mengulang janji.
Kami, anak-anak selat, menulis rindu
pada pasir yang basah, pada karang yang diam.
Lautan ini tak pernah kosong; ia adalah buku
yang setiap halamannya adalah cerita tentang hilangnya kita.
Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.

