Salam Sastra Indonesia
Berikut adalah syair kita hari ini tentang politik dan kondisi ekonomi di negara kita
Langit negeri berganti warna di antara janji dan kenyataan yang belum seirama
Roda kekuasaan berputar cepat namun arah kebaikan masih mencari pijakan
Suara rakyat bergema lirih di antara gedung tinggi dan ruang rapat tertutup
Harapan tumbuh pelan di tanah yang lelah oleh janji yang tak seluruhnya ditepati
Harga bahan pokok menanjak sementara gaji tetap diam tak beranjak
Pasar ramai namun isi dompet rakyat semakin menipis dari hari ke hari
Ibu-ibu masih tersenyum menutupi gundah di dapur yang mulai sunyi
Ekonomi berjalan pincang di jalan panjang kebijakan yang tak menentu
Pemuda berbaris membawa spanduk asa di jalanan yang panas dan padat
Mereka menuntut perubahan bukan sekadar slogan dalam layar kaca
Sebab masa depan bukan untuk ditunggu tapi dibentuk dengan keberanian
Negeri ini tak akan pulih jika yang berkuasa hanya sibuk menjaga kursinya
Politik menjadi cermin retak dari janji dan kepentingan yang bertarung di balik layar
Suara rakyat dibungkam oleh angka dan statistik yang disulap indah
Kursi kekuasaan jadi panggung sandiwara bagi mereka yang pandai berwajah dua
Namun di sela keheningan masih ada nurani yang tak mau padam
Buruh bekerja keras di bawah langit yang sama tapi nasibnya tak juga berubah
Pajak naik namun upah tak beranjak dan impian tetap jadi penghibur
Negara besar ini seolah berdiri di atas bahu mereka yang lelah dan diam
Namun semangat tetap hidup dalam keringat dan doa setiap subuh
Petani menatap sawah kering berharap hujan turun membawa rezeki
Biji yang ditanam tak lagi sebanding dengan harga yang mereka terima
Negeri agraris kini lebih banyak mengimpor dari tanah asing yang subur
Ironi tumbuh subur di ladang kebijakan yang tak pernah menoleh ke desa
Di tengah guncangan politik dan ekonomi yang silih berganti
Rakyat masih berdiri dengan hati yang belum sepenuhnya kalah
Mereka tahu badai pasti berlalu tapi entah kapan langit kembali cerah
Sebab keseimbangan negeri ini masih dicari di antara janji dan nyata
Demikianlah lantunan sastra kita, semoga terhibur.

