Ini adalah salah satu cerita rakyat Provinsi Sumatra Utara yaitu Legenda Sejarah terjadinya Danau Toba atau “Asal usul Terbentuknya Danau Toba” yang dikisahkan secara turun temurun.
Sering pula dilantunkan sebagai sebuah dongeng untuk pengantar tidur anak-anak.
Di wilayah Sumatra Utara. Alkisah pada suatu masa, ada sebuah kampung yang yang dihuni oleh penduduknya dengan kehidupan normal.
Tapi ada saya kendala yang membuat rakyatnya hidup susah, ternyata daerah tersebut sangat kering, susah sekali mencari air.
Tersebutlah kisah hidup seorang pemuda di daerah itu, yaitu seorang yang hidup tanpa orang tua atau yatim piatu.
Ia hidup seorang diri, tapi terus berusaha untuk mencari penghidupan.
Untuk hidup, dia bekerja sebagai seorang petani. Karena tidak setiap waktu mengolah tanah, dia juga mencari makan dengan cara memancing ikan.
Suatu waktu, dia memutuskan untuk berangkat memancing. Sekian lama sabar menunggu kailnya didekati ikan, ternyata pancingnya ditarik oleh seekor ikan.
Sangatlah senang hati pemuda tersebut karena dapat seekor ikan, ini rejeki untuk bisa mengisi perut.
Dia makin bahagia, apa lagi ikan tersebut sangat indah dan memiliki warna kuning keemasan.
Dia pun segera mengambil ikan tersebut, tapi dia sangat terkejut, karena ketika memegang ikan yang indah tersebut,
tiba-tiba berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik mempesona.
Sang pemuda masih heran, dan hmmm… masih terpesona, akhirnya dia bertanya tentang siapakah gadis cantik tersebut, dan bagaimana asal-usulnya.
Ternyata dia adalah seorang Putri yang dikutuk karena melanggar suatu larangan.
Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya.
Oleh karena yang menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.
Setelah mendengar cerita tersebut, dan karena sang pemuda terpikat oleh kecantikan sang Putri,
akhirnya dia memberanikan diri untuk meminta sang putri menjadi istrinya.
Karena sudah menjadi manusia setelah terkena kutukan, dan juga karena sang pemuda yang membuatnya menjadi manusia,
akhirnya sang putri menerima lamaran tersebut.
Berhubung dia bukanlah manusia asli, sang putri kemudian mengemukakan sebuah syarat sebelum bisa dinikahi oleh sang pemuda.
Syarat tersebut adalah meminta sang pemuda suatu saat nanti tidak akan pernah menceritakan asal-usul sang putri dari ikan, kalau syarat ini dilanggar, maka akan terjadi sebuah musibah besar.
Akhirnya sang pemuda tersebut menerima dan akan menyanggupi syarat dari sang putri.
Kemudian mereka sudah resmi menjadi sepasang suami dan istri.
Mereka pun hidup dengan sukacita. Beberapa kemudian sang putri pun hamil. Betapa bahagianya kedua insan ini, karena akan memiliki keturunan.
Setelah 9 bulan lebih usia kandungan sang istri, akhirnya mereka dikarunia seorang anak.
Kebahagiaan mereka pun bertambah karena anak mereka berjenis kelamin laki-laki.
Anak itu tumbuh dengan sehat dengan kasih sayang orang tuanya. Tapi sayang sekali, sang anak memiliki kebiasaan buruk yaitu tidak pernah kenyang. Ia makan semua makanan yang ada.
Hingga pada suatu hari, tanpa disadarinya, sang anak itu menghabiskan semua makanan di rumah, termasuk makanan untuk orang tuanya.
Karena Sang ayah sedang sangat lapar dan letih, apalagi setelah dia tahu bahwa makanan buatnya sudah habis dimakan semua oleh sang anak,
akhirnya dia menjadi marah.
Dia suara keras dia murka: “dasar anak keturunan ikan!”. Perkataan ini membuat sang anak terkejut, karena dia dikatakan anak ikan.
Perkataan sang ayah ini berarti dia telah memberitahu rahasia asal-usul istrinya yang berasal dari ikan.
Ini berarti dia sudah melanggar janji sebelum menikahi istrinya dulu.
Sang istri nya pun kecewa mengetahui kenyataannya. Ternyata suaminya sudah melanggar janji, dan berarti akan terjadi sebuah kutukan.
Kemudian ada hal yang tidak terduga terjadi, tiba-tiba istri dan anaknya menghilang secara gaib.
Keanehan terus terjadi, di atas tanah bekas pijakan kaki mereka kemudian menyemburlah mata air yang besar dan terus mengalir.
Kejadian luar biasa makin berlanjut, makin lama air tersebut makin besar dan menggenangi kediaman mereka, menggenangi kampung, dan menggenangi daerah yang sangat luas.
Lama-lama genangan tersebut menjadi sebuah danau yang luas. Danau ini membuat heran masyarakat Sumatera Utara.
Hingga kemudian diberi nama Danau Toba.