✍️ Workshop Cerita Rakyat Lisan ke Tulisan “Jejak Sandalwood”, Keren! Kamis, 6 November 2025 di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Rangkuman Berita Viral (3 Peristiwa)

Aspek Jurnalistik (5W+1H) Rincian Peristiwa 1: Workshop Penulisan Cerita Lisan Rincian Peristiwa 2: Peluncuran Antologi Puisi Sumba Rincian Peristiwa 3: Diskusi Sastra dan Isu Perdagangan Orang
What (Apa) Lokakarya yang mengajarkan teknik mentranskripsikan cerita rakyat/mitos lisan dari para tetua menjadi karya tulis (cerpen/prosa). Peluncuran buku puisi yang menceritakan keindahan Sumba dan penderitaan masyarakat di tengah kekeringan. Diskusi terbuka yang membahas peran sastra dan literasi dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya human trafficking.
Who (Siapa) Etnografer, Penulis Prosa Senior, dan para Tetua Adat (Pencerita Lisan). Komunitas Sastra Lokal dan penulis dari Sumba. Akademisi, Aktivis HAM, dan Sastrawan.
Where (Di Mana) Museum Budaya Nusa Tenggara Timur (NTT), Kupang. Kafe di tepi Pantai Lasiana, Kupang. Gedung Pertemuan Komunitas Literasi.
When (Kapan) Sepanjang hari, Kamis, 6 November 2025. Pukul 17.00 WITA, Kamis, 6 November 2025. Malam hari, Kamis, 6 November 2025.
Why (Mengapa) Mencegah punahnya cerita rakyat NTT dan NTB yang masih tersimpan dalam tradisi lisan para tetua. Mengangkat isu sosial dan lingkungan (kekeringan, kemiskinan) Sumba melalui puisi yang penuh citraan. Sastra sebagai media penyadaran sosial yang lebih efektif dibandingkan laporan berita formal.
How (Bagaimana) Peserta berinteraksi langsung dengan tetua, merekam, dan didampingi penulis senior untuk proses penulisan. Pembacaan puisi dilakukan dengan iringan musik Sasando. Diskusi menggunakan studi kasus dari cerpen-cerpen yang bertema migrasi ilegal.
SEO Keywords Sastra NTT, Cerita Rakyat Lisan, Puisi Sumba, Jejak Sandalwood, Literasi Kupang.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra

Tujuan Utama: Mendokumentasikan dan merevitalisasi warisan cerita lisan Nusa Tenggara ke dalam bentuk sastra tertulis yang mudah diakses, serta menyuarakan isu-isu sosial krusial.

Manfaat Kegiatan:

  • Dokumentasi Budaya: Menyelamatkan warisan naratif lisan dari kepunahan.
  • Advokasi Sosial: Sastra digunakan sebagai alat kampanye edukasi anti-perdagangan orang.
  • Pengembangan Penulis: Menciptakan penulis yang mampu mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam narasi modern.

Karya Sastra yang Ditampilkan

Kutipan Cerita Lisan (Transkripsi): “Mitos Pohon Cendana Terakhir” (Karya Representatif)

Konon, pohon cendana yang harum itu menangis sebelum dipotong. Air mata wanginya menetes ke batu, menjadi legenda. Kami, anak-anak pulau, diajari bahwa wangi itu bukan hanya aroma, tapi ingatan. Ingatan tentang bagaimana leluhur kami menjaga laut dan daratan. Jika wangi itu hilang, maka hilanglah janji kita kepada pulau ini.

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.