Lomba Dharmawacana Berbahasa Bali UDG XXXIII, Indah Banget! Minggu, 2 November 2025 di Kota Denpasar, Bali

Diposting pada

Sastra dalam Berita

DENPASAR, BALI – Keindahan Bahasa Bali kembali viral hari ini, Minggu, 2 November 2025, dengan sorotan pada Lomba Dharmawacana Berbahasa Bali (pidato penyampaian kebajikan) dalam ajang Utsawa Dharma Gita (UDG) XXXIII. Video penampilan peserta yang menggunakan Kosa Kata Halus (Bahasa Singgih) Bali yang mempesona dan meneduhkan menjadi perbincangan warganet.

Unsur Jurnalistik Keterangan
What (Apa)? Lomba Dharmawacana Berbahasa Bali UDG XXXIII yang diikuti oleh sembilan remaja putri.
Who (Siapa)? Remaja Putri Duta Kabupaten/Kota se-Bali yang menampilkan Dharmawacana (pidato kebajikan) dan Dewan Juri.
When (Kapan)? Viral hari ini, Minggu, 2 November 2025. Dilaksanakan sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya.
Where (Di Mana)? Kota Denpasar, Bali (Lokasi lomba UDG).
Why (Mengapa)? Untuk melestarikan dan membangkitkan kembali Bahasa Bali, khususnya dalam konteks penyampaian kebajikan spiritual dengan estetika bahasa yang tinggi.
How (Bagaimana)? Peserta menampilkan pidato yang dinilai berdasarkan teknik penyampaian, pelafalan, dan pemilihan kosakata lengut (indah) serta kosakata halus (Bumi diganti Jagat).

Tujuan dan Manfaat Kegiatan:

  1. Tujuan: Menjaga dan mengembangkan bahasa serta budaya Bali melalui generasi muda yang berani menyampaikan kebajikan (dharmawacana) dengan Bahasa Bali yang berwibawa dan berestetika.
  2. Manfaat: Pelestarian Bahasa Ibu. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa bahasa dan budaya Bali tetap hidup, serta berfungsi sebagai wadah untuk melatih generasi muda agar tidak terpengaruh struktur bahasa Indonesia saat berbahasa Bali (menggunakan kosakata halus yang tepat).

Karya Sastra yang Ditampilkan:

Teks Dharmawacana yang dibawakan oleh salah satu pemenang (Duta Badung) menjadi rujukan utama. Tema utamanya berkisar tentang pentingnya menjaga Tri Hita Karana (tiga penyebab kebahagiaan):

Judul: Dharma Wacana: Menyama Braya ring Jagat Bali

(Kutipan Dharmawacana)

“Inggih Ida Dane, Sane sampun kauningang, Jagat (Bumi) Baline nenten wantah pulau (pulau) sane asri. Nanging jagat sane nenten wenten duang, minakadi dados genah iraga malajahin Tat Twam Asi. Ring Manusa (manusia) miwah Ida Hyang Widhi (Tuhan), iraga patut ngupapira rasa menyama braya (persaudaraan). Punika sane ngawinang Bali puniki mempesona (indah) nenten pegat.”

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.