Pentas Alih Wahana Lontar ‘Buda Kecapi’, Indah Banget! 26 Oktober 2025 di Kabupaten Buleleng Bali

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Unsur Jurnalistik Keterangan
What (Apa) Pertunjukan Alih Wahana (Adaptasi) Naskah Lontar Kuno menjadi pertunjukan teater kontemporer dalam rangkaian Singaraja Literary Festival (SLF) 2025.
When (Kapan) Minggu petang, 26 Oktober 2025, hari terakhir pameran dan pertunjukan di Festival Sastra Internasional tersebut.
Where (Di Mana) Gedong Kirtya, Kabupaten Buleleng, Bali Utara, lokasi penyimpanan ribuan manuskrip lontar Bali.
Why (Mengapa) Untuk ‘menghidupkan’ kembali teks lontar kuno (sumber sastra lisan dan tertulis Bali) dalam bentuk modern yang relevan, sehingga dapat diterima oleh generasi kini.
Who (Siapa) Komunitas Sastra Buleleng, didukung oleh akademisi dan penampil internasional dari SLF 2025.
How (Bagaimana) Tim seniman melakukan riset (riset dan interpretasi) terhadap Lontar berjudul Buda Kecapi (Energi Penyembuhan Semesta), lalu diadaptasi menjadi pertunjukan teater tari yang dramatis.

SEO Keyword Focus: Singaraja Literary Festival 2025, Alih Wahana Lontar, Sastra Bali Kuno, Gedong Kirtya Viral.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra

  1. Tujuan:
    • Melakukan dokumentasi dan pemaknaan ulang terhadap warisan sastra lisan dan tertulis Bali.
    • Menciptakan gagasan baru dari teks-teks kuno yang berorientasi pada penyembuhan (healing) dan kearifan lokal.
    • Menghidupkan Gedong Kirtya dari sekadar museum pasif menjadi pusat penciptaan seni aktif.
  2. Manfaat:
    • Pertunjukan ini viral karena sukses menjembatani ingatan masa lalu (lontar) ke masa depan (seni kontemporer).
    • Meningkatkan apresiasi masyarakat dan wisatawan terhadap sastra Bali sebagai sumber filosofi hidup.
    • Menciptakan model alih wahana sastra sebagai metode pelestarian budaya yang efektif.

Karya Sastra yang Ditampilkan

Jenis Karya: Naskah Lontar (Alih Wahana)

Judul Lontar: Buda Kecapi (Makna Inti yang Diterjemahkan dalam Pertunjukan)

Ayu nora tan pawarah, lara tan pamawarah.

Sami ring bhuwana punika, hana ring awak ira.

Kecapi suksma ngaraning kahanan, tumularing raga.

Mulih ring swabhawa jati, ngawigunān ring sarwa prana.

(Artinya: Kesehatan datang tanpa disuruh, penyakit datang tanpa permisi. Segala sesuatu di semesta ini, ada di dalam diri. Kecapi (Musik/Harmoni) adalah esensi dari keadaan sejati, yang mengalir ke tubuh. Kembali ke sifat hakiki, berguna bagi semua makhluk hidup.)

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.