Festival Puisi Digital Paling Interaktif, Keren! Senin, 3 November 2025 di Kota Yogyakarta, DIY

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Rangkuman Berita Sastra (3 Peristiwa Viral)

Yogyakarta kembali membuktikan diri sebagai pusat budaya dengan menggelar acara sastra yang menggabungkan tradisi dan teknologi, menarik perhatian ribuan warganet.

Apa (What): “Festival Puisi Digital Nusantara”. Tiga kegiatan utamanya adalah: 1) Pameran Virtual Reality (VR) puisi, di mana pengunjung bisa “masuk” ke dalam latar puisi. 2) Lomba Slam Poetry dengan tema “Tantangan Masa Depan”. 3) Live performance kolaborasi pembacaan puisi dengan Digital Art dan Motion Graphics.

Siapa (Who): Diinisiasi oleh Komunitas Sastra Digital (KOSDI) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. Sastrawan terkenal Joko Pinurbo (simulasi) diundang sebagai keynote speaker.

Kapan (When): Acara utama diselenggarakan sepanjang hari, Senin, 3 November 2025, dari pagi hingga malam.

Di Mana (Where): Digelar secara hybrid, dengan pusat kegiatan fisik di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dan virtual gallery di platform Metaverse lokal.

Mengapa (Why): Untuk menjembatani generasi muda yang akrab dengan teknologi dengan nilai-nilai sastra tradisional, serta mengeksplorasi bentuk-bentuk baru ekspresi puisi.

Bagaimana (How): Peserta lomba Slam Poetry menampilkan puisi a cappella (tanpa musik) dengan waktu terbatas, dinilai berdasarkan performa dan isi. Pameran VR menggunakan teknologi headset untuk menciptakan pengalaman imersif.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra

Tujuan:

  1. Modernisasi Sastra: Memperkenalkan sastra sebagai bentuk seni yang dinamis dan relevan di era digital.
  2. Meningkatkan Partisipasi Milenial: Mendorong penulis muda untuk menggunakan media digital sebagai saluran utama berekspresi.

Manfaat:

  • Menarik sponsor teknologi untuk kegiatan seni budaya.
  • Menciptakan ekosistem sastra yang inovatif dan tidak terbatas oleh ruang fisik.
  • Mendorong lahirnya genre baru dalam puisi Indonesia.

Karya Sastra yang Ditampilkan:

Puisi dari Pemenang Slam Poetry

KABEL DAN KESEPIAN

Aku bangun di antara gema notifikasi, Jari-jari menari di kaca yang dingin. Puisi kini bukan ditulis di buku harian, Tapi dicicil dalam status caption dan story.

Dunia adalah layar persegi panjang, Dan aku, si penyair, hanyalah pixel yang berteriak. Di antara janji bandwidth dan kecepatan server, Masihkah kita temukan sunyi yang sejati?

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.