Kuliah Umum ‘Menulis Populer’, Keren! Sabtu, 1 November 2025 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Tren Hari Ini: Sastra Kalimantan tengah berupaya keluar dari citra eksklusif akademis menuju ranah populer. Kegiatan yang menekankan bagaimana sejarah dan musik dapat ditulis secara menarik (populer) ini berhasil memikat mahasiswa dan penulis muda.

Elemen Jurnalistik Keterangan (5W+1H)
What (Apa) Kuliah Umum JPBSI-FKIP ULM bertema “Menulis Populer: Menulis Sejarah & Musik Populer,” membahas teknik penulisan non-fiksi yang menarik.
When (Kapan) Kegiatan ini baru saja berlangsung pada 2 Oktober, namun rekamannya viral dan masih dibahas hingga hari ini, Sabtu, 1 November 2025.
Where (Di Mana) Aula Banjarmasin Creative Hub, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Who (Siapa) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) ULM, menghadirkan penulis budaya dan akademisi.
Why (Mengapa) Untuk menjembatani jurang antara penulisan akademis (sastra) dan penulisan untuk khalayak luas, dengan fokus pada isu sejarah dan budaya populer Banjar.
How (Bagaimana) Menghadirkan narasumber yang ahli dalam menuturkan sejarah secara populer tanpa mengurangi nilai ilmiah, serta diskusi tentang literasi musik lokal.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra:

Tujuan utamanya adalah Populerisasi Sastra Non-Fiksi Lokal. Manfaat yang didapat adalah:

  1. Pengembangan Keterampilan: Memberi penulis muda skill untuk mengemas isu budaya/sejarah Kalimantan menjadi tulisan yang viral dan mudah dicerna publik.
  2. Pendokumentasian Budaya Populer: Mendorong dokumentasi literer terhadap musik dan budaya populer yang berkembang di Banua (Kalimantan Selatan).
  3. Keterlibatan Jurnalis: Membuka kolaborasi antara akademisi sastra dan jurnalis/penulis budaya lokal.

Karya Sastra yang Ditampilkan:

Meskipun berupa kuliah umum, karya yang menjadi inspirasi dan dibahas adalah esai-esai budaya dan sejarah musik pantun Banjar yang ditulis secara populer di media massa, serta cerpen dengan latar belakang sejarah Perang Banjar yang dikemas modern.

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.