Pementasan Sastra Musikalisasi Puisi di Atas Perahu Sungai, Mempesona! Kamis, 30 Oktober 2025 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Diposting pada

Sastra dalam Berita

Apa yang Terjadi: Dalam upaya menghidupkan kembali budaya sungai (Bandar), Komunitas Sastra Sungai Barito (KSSB) menggelar pentas musikalisasi puisi di atas jukung (perahu tradisional) di Sungai Martapura.

5W + 1H Rincian Jurnalistik
What (Apa) Pementasan Musikalisasi Puisi Kontemporer di atas perahu (jukung) di sungai.
Who (Siapa) Komunitas Sastra Sungai Barito (KSSB), musisi lokal, penyair, dan wisatawan.
When (Kapan) Sore hari, Kamis, 30 Oktober 2025.
Where (Di mana) Sepanjang Sungai Martapura, kawasan Pasar Terapung, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Why (Mengapa) Untuk menegaskan kembali identitas Banjarmasin sebagai Kota Sungai dan menggunakan sastra sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan budaya sungai.
How (Bagaimana) Penyair membacakan puisi dengan diiringi alat musik tradisional Dayak dan Banjar (seperti Kuriding dan Japen) sambil perahu bergerak perlahan.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan Sastra

Tujuan:

  1. Mengintegrasikan Sastra dan Geografi: Menghubungkan karya sastra dengan lanskap alam khas Banjarmasin, yaitu sungai.
  2. Atraksi Budaya Baru: Menciptakan event sastra yang unik dan dapat menjadi daya tarik pariwisata berbasis budaya lokal.

Manfaat:

  • Revitalisasi Sungai: Mengajak masyarakat dan pemerintah untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kelestarian Sungai Martapura.
  • Inovasi Pertunjukan: Memberikan format baru pementasan sastra yang keluar dari ruang tertutup.
  • Pengayaan Tema: Puisi yang dibacakan kental dengan tema kemaritiman, perahu, dan kehidupan di pinggiran sungai.

Karya Sastra yang Ditampilkan

Puisi-puisi yang dibacakan erat kaitannya dengan air, jukung, dan sejarah Banjar.

“Jukung di Muara Kata”

(Puisi oleh Penyair Lokal)

Ini bukan panggung, ini air yang mengalirkan bait.

Di lambung jukung, kata-kata menemukan muara.

Dengarkan Martapura, ia bercerita tentang Banjar.

Tentang mamang (nyanyian) yang diam di lumpur,

Tentang sastra yang berlayar dan tak pernah karam.

Semoga peristiwa sastra diatas dapat melepaskan dahaga akan bahasa nan indah menawan, dan menceriakan hidup yang lebih kaya makna.